Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyu Hijau di Tolitoli Terancam Punah

Kompas.com - 24/12/2008, 15:56 WIB

TOLITOLI, RABU - Penyu hijau di Pulau Lingayan, salah satu pulau terluar di Tolitoli, Sulawesi Tengah, saat ini terancam punah menyusul masih maraknya aksi pemburuan binatang laut yang dilindungi tersebut.

"Penyu itu ditangkap lalu diperjualbelikan," kata Bachtiar, ketua Pecinta Lingkungan Lingayan, Selasa (23/12). Predatornya adalah manusia dan biawak. Saat penyu bertelur jika bukan manusia yang mengambilnya biasanya dimakan biawak," jelasnya.

Dikatakannya, telur dan daging penyu hijau tersebut laku dijual dengan harga yang tinggi. Modus penjualannya melalui daratan Ogotua, masuk ke kota Tolitoli, sebagian melalui jalur laut, lalu dijual kepada orang tertentu.

"Saya perkirakan dalam sebulan kira-kira lima sampai tujuh ekor penyu hijau yang terbunuh," kata Bachtiar. Dia mengaku tidak tahu persis berapa banyak lagi species binatang yang dilindungi hidup di pulau Lingayan, namun diperkirakan hanya mencapai puluhan ekor.

Habibat penyu hijau tersebut menurutnya tidak akan bisa berkembang biak lagi karena telur penyu tersebut diburu ataupun dimakan binatang seperti biawak. "Bagaimana mau berkembang biak kalau terlurnya saja dihabisi. Dan penyu ini sekarang sudah langka di Lingayan," jelasnya.

Penyu ini kata Bahctiar biasanya bertelur pada saat bulan 11, 12 dan bulan 22 di langit. Pada musim bertelurnya itulah, warga muali berjaga-jaga menanti penyu hijau itu bertelur. "Kalau penyunya biasanya mereka pancing dengan menggunakan kail khusus sehingga penyu ini bisa mereka tangkap," ujarnya.

Selain penyu hijau, penyu sisik di salah satu pulau terluar Tolitoli tersebut juga menjadi incaran oleh para pemburu penyu. Untuk penyu yang satu ini, selain telurnya sisiknya juga bernilai ekonomi tinggi. Bachtiar menduga pelakunya berasal dari Kalimantan dan Kabupaten Donggala.

Pulau Lingayan adalah satu pulau terluar di Tolitoli yang dihuni oleh 64 kepala keluarga. Pulau ini termasuk salah satu daftar desa tertinggal namun memiliki potensi yang cukup banyak.

Selain penyu, di Lingayan juga terdapat speSies binatang sejenis Maleo yang oleh masyarakat lokal menyebutnya Molong. Binatang ini berwarna hitam dan besarnya kurang lebih setara burung Maleo. Spesies burung ini terbatas dan jumlahnya diperkirakan tidak lebih dari 50 ekor.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Fenomena Unik: Tonggeret Mulai Menyanyi Saat Cahaya Fajar Muncul
Fenomena Unik: Tonggeret Mulai Menyanyi Saat Cahaya Fajar Muncul
Oh Begitu
Lubang Hitam Tertua Ditemukan, Ukurannya 300 Juta Kali Matahari
Lubang Hitam Tertua Ditemukan, Ukurannya 300 Juta Kali Matahari
Fenomena
Hari Kucing Sedunia: Bahaya Melepas Kucing Menjadi Liar
Hari Kucing Sedunia: Bahaya Melepas Kucing Menjadi Liar
Oh Begitu
Ubi Bikin Kentut? Ini Penjelasan Ilmiahnya dan Siapa Saja yang Perlu Waspada
Ubi Bikin Kentut? Ini Penjelasan Ilmiahnya dan Siapa Saja yang Perlu Waspada
Oh Begitu
Bentuk Kepala Anjing Ternyata Memengaruhi Kepribadiannya
Bentuk Kepala Anjing Ternyata Memengaruhi Kepribadiannya
Oh Begitu
Jejak Tsunami Raksasa di Selatan Jawa: Potensi Ancaman di Masa Depan
Jejak Tsunami Raksasa di Selatan Jawa: Potensi Ancaman di Masa Depan
Fenomena
Mengapa Pria Lebih Cepat Berlari Dibanding Perempuan? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Pria Lebih Cepat Berlari Dibanding Perempuan? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Misteri Jejak “Hobbit” Purba di Sulawesi: Siapa Pembuat Alat Batu Berusia 1,4 Juta Tahun?
Misteri Jejak “Hobbit” Purba di Sulawesi: Siapa Pembuat Alat Batu Berusia 1,4 Juta Tahun?
Kita
Manfaat Peluk Pohon dalam Forest Bathing: Redakan Stres dan Pulihkan Jiwa
Manfaat Peluk Pohon dalam Forest Bathing: Redakan Stres dan Pulihkan Jiwa
Kita
Bersepeda Pangkas Risiko Kanker dan Penyakit Jantung hingga 50 Persen
Bersepeda Pangkas Risiko Kanker dan Penyakit Jantung hingga 50 Persen
Kita
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Fenomena
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Fenomena
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Oh Begitu
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Fenomena
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau