Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Bata Ancam Situs Majapahit di Trowulan

Kompas.com - 01/12/2008, 11:47 WIB

JAKARTA, SENIN - Industri bata yang menjadi sumber penghasilan masyarakat Trowulan Jawa Timur mengancam keberadaan dan upaya pelestarian situs Kerajaan Majapahit di wilayah tersebut. Kerusakan justru berlangsung lebih cepat daripada upaya pelestariannya.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapuslitbang) Kebudayaan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Debudpar), Junus Satrio mengatakan, aktivitas industri berupa penggalian-penggalian membuat benda-benda peninggalan purbakala dari jaman kejayaan Majapahit ikut terbongkar. Apalagi, situs biasanya terdapat 50-100 cm di bawah permukaan tanah normal.

"Munculnya industri bata, ini serius mengancam situs majapahit. Aktivitas mengambil tanah, memisahkan bebatuan dan tanah kemudian dijadikan bata merusak situs," tutur Junus dalam Seminar Kajian Integratif Perlindungan dan Pengembangan Situs Kerajaan Mapahit di Trowulan yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), di Depok, Senin (1/12).

Menurut dia, situs ini memang sudah mengalami kerusakan sejak tahun 1990 ketika laju pertumbuhan penduduk terjadi. Kurang lebih ada 4.000 linggan atau kotak penggalian untuk industri bata saat ini. Kehidupan 5.000 keluarga di tempat ini memang sangat tergantung pada industri bata. Di samping itu, upaya membuka lahan pertanian juga menjadi ancaman karena Trowulan cenderung sangat kering pada musim kemarau.

"Kondisi tanah di sana sulit menyimpan air padahal penting untuk persawahan. Akibatnya masyarakat mencari air dengan menggali lapisan tanah untuk mendekati sumber air tanah," tandas Junus.

Manajer Penelitian dan Pengabdian Masyarakat FIB UI, Agus Aris Munandar, juga mengatakan laju kerusakan lebih cepat dari upaya pelestarian. Hanya sedikit benda-benda peninggalan yang mampu diselamatkan, antara lain wadah dari tanah liat bakar, miniatur rumah terakota, serta batu-batu umpak berhias relief yang disimpan dalam museum di wilayah setempat.

Selain itu sejumlah candi juga masih bisa diselamatkan antara lain Candi Sumberjati dan Candi Jago. "Tapi kita tidak tahu berapa banyak yang sudah rusak dan berapa banyak yang sudah dijualin ke luar negeri," tandas Agus.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sendiri mengakui sisa-sisa kejayaan Majapahit selama ini belum ditangani secara khusus, tidak seperti situs Sriwijaya yang sudah dibicarakan secara akademis dan ditunjang dengan program-program khusus untuk melestarikannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com