Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Kasus Mark-Up Jangan Hambat PLTU Labuan

Kompas.com - 06/11/2008, 13:15 WIB

Laporan wartawan Kompas Suhartono

LABUAN, KAMIS - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla meminta agar penyidikan kasus dugaan penggelembungan dana (mark-up) uang ganti rugi tanah warga senilai Rp 4,2 miliar dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, jangan sampai menghambat penyelesaian PLTU tersebut.

Jika memang ada bukti, Kejaksaan diminta untuk melakukan penyidikan tanpa harus mengganggu penyelesaian pembangunan proyek PLTU Labuan. Hal itu dilontarkan Wapres Kalla menjawab pers, di sela-sela meninjau PLTU Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Kamis (6/11) siang.

Dalam kunjungan kerjanya ke pembangkit listrik yang tengah dibangun itu, Wapres Kalla ditemani Menneg BUMN Sofyan Djalil , Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Jack Purnomo, Direktur Kontruksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Agung Nugroho, Gubernur Banten Ratu Atut Chosijah serta Bupati Pandeglang Achmad Dimyati.

"Kasus itu sebenarnya kasus lama dan sudah dijelaskan tidak ada mark-up. Tetapi, kalau memang ada kasus hukum silakan dijalankan. Namun, jangan sampai penyelesaian proyek senilai Rp 6 triliun itu terhalang hanya karena mark-up senilai Rp 4,2 miliar," tandas Wapres Kalla.

Menurut Wapres Kalla, lahan untuk pembangunan proyek PLTU Labuan justru paling murah dibandingkan lahan proyek lainnya, yaitu Rp 51.000 per meter persegi. "Coba berapa Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) lahan di sini?" tanya Wapres kepada Achmad Dimyati.

Achmad Dimyati agak tergagap saat menjawab. "NJOP-nya macam-macam. Akan tetapi, sekarang harga lahannya sudahn Rp 200.000 per meter," ujar Achmad Dimyati.

Saat ini, Kejaksaan Negeri Pandeglang tengah memeriksa sejumlah pejabat daerah terkait kasus dugaan mark-up tersebut. PLTU Labuan hingga kini masih dibangun oleh Chengda Engineering Corporation dan Konsorsium Truba Jurong dengan nilai proyek sebesar Rp 6 triliun. Proyek listrik yang memiliki dua unit pembangkit dengan kapasitas masing-masing 315 Mega Watt atau 630 MW itu diperkirakan baru selesai pembangunannya pada September tahun depan untuk unit pertamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau