JAKARTA, SENIN - Pembatalan pelaksanaan pemusnahan produk susu dan makanan berbahan susu yang mengandung melamin menuai kecaman. Tindakan pembatalan itu dinilai kental nuansa politis dan menunjukkan ketidaktegasan pemerintah dalam menegakkan aturan yang melindungi hak-hak masyarakat selaku konsumen.
Menurut Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI), Marius Widjajarta, usai menghadiri acara jumpa pers mengenai pembatalan pelaksanaan pemusnahan produk pangan bermelamin yang rencananya digelar pada Senin (27/10), di halaman Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Jakarta, keputusan pembatalan ini kental nuansa politis.
Ia menyatakan, pada awalnya menyambut gembira berbagai gebrakan Badan POM terkait dengan penyisiran dan penyitaan produk-produk pangan yang mengandung melamin di berbagai daerah. Di Batam, misalnya, baru-baru ini Badan POM telah menyita sekitar 40 dus produk Dutch Lady yang termasuk dalam daftar produk-produk yang terbukti mengandung melamin.
Namun, ia mengaku kecewa terhadap keputusan penundaan pemusnahan produk-produk yang sudah terbukti mengandung melamin. "Saya mendapat informasi kalau pembatalan ini disebabkan atasan Bu Menkes tidak mau kalau ada acara pemusnahan produk pangan bermelamin. Ini kan merugikan masyarakat selaku konsumen dan bertentangan dengan Undang Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999," kata Marius menjelaskan.
Dalam mengambil keputusan, pimpinan dalam pemerintahan seharusnya menjadikan kepentingan masyarakat selaku konsumen sebagai pertimbangan utama. "Yang terpenting seharusnya adalah melindungi konsumen jangan sampai mengonsumsi produk pangan yang dicemari melamin karena sangat berbahaya bagi kesehatan ginjal. Apa pemerintah mau membiarkan 220 juta rakyat Indonesia terpapar melamin," ujarnya.
Terkait hal itu, pihaknya bertekad akan terus memantau perkembangan penundaan pemusnahan ribuan produk-produk susu dan pangan bermelamin. Jika dalam sepekan ke depan tindakan pemusnahan tidak kunjung dilakukan, pihaknya akan melancarkan protes keras kepada Departemen Kesehatan dan pihak terkait. "Saya akan minta ikut jadi saksi dalam acara pemusnahan produk-produk pangan bermelamin, kata dia.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!