Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desi Dipaksa Berfoto Bugil

Kompas.com - 24/05/2008, 09:23 WIB

JAKARTA, SABTU - Mantan sekretaris anggota DPR Max Moein, Desi Vidyawati (30), shock karena dipecat secara sewenang-wenang oleh anggota Fraksi PDIP tersebut. Ketika bermaksud membawa masalah itu ke jalur hukum, Desi khawatir foto-foto syur dirinya dipublikasikan.
    
"Bahkan dia pernah ketakutan saat melihat mobil anggota DPR tersebut di Gedung DPR," kata Uli, staf anggota DPR Nursjahbani Katjasungkana, Jumat (23/5).
    
Uli mengatakan, setelah dipecat, Desi dipekerjakan Nursjahbani. Suatu ketika, Desi ketakutan ketika melihat mobil Max Moein di Gedung DPR. Desi takut bertemu Max.
    
Uli mengatakan, LBH Apik, lembaga bantuan hukum yang concern membela hak perempuan dan dimotori Nursjahbani Katjasungkana, tengah mencoba memulihkan trauma psikologis yang dialami Desi. "Sepertinya dia mengalami teror yang cukup kuat," jelasnya.
    
Beberapa hari lalu, beredar foto syur anggota DPR dari Fraksi PDIP, Max Moein, dengan seorang wanita berambut cokelat yang diduga sebagai Desi Vidyawati. Di foto itu, keduanya bertelanjang dada. Tangan kiri pria beruban itu memeluk wanita ayu tersebut sedangkan tangan kanannya terangkat, sepertinya sedang memegang kamera yang mengabadikan mereka.

Desi dipaksa
    
Desi Vidyawati, mengaku kepada rekannya bahwa dirinya sering mengalami pelecehan seksual dari atasannya, Max Moein. Salah satu bentuk pelecehan itu adalah dipaksa berfoto bugil bersama atasan. "Dia beberapa kali difoto dalam keadaan bugil," kata Uli, rekan Desi.
    
Awalnya, kata Uli, Desy menutupi masalah pelecehan seksual tersebut. Masalah ini baru terungkap saat pengaduan Desi atas ulah Max akan diproses oleh LBH Apik. "Saat itu dia bertanya, bagaimana kalau foto-foto saya disebarkan?" kata Uli.
    
Uli kemudian menanyakan foto-foto apa yang dimaksud Desi. Saat itulah, Desi mengaku dirinya berkali-kali difoto dalam keadaan bugil. Namun, Uli mengaku tidak tahu apakah pemotretan itu dilakukan atas paksaan atau sama-sama mau. "Antara dipaksa dan kemauan keduanya kan perbedaannya tipis," katanya.

Uli juga mengaku heran karena Desi merupakan orang yang cukup terpelajar dan seharusnya tidak mudah terlibat skandal seperti itu.
    
Nursjahbani yang kemarin masih berada di New York mengakui bahwa Desi adalah mantan sekretaris Max Moein. Namun Nursjahbani tak menjelaskan secara lisan, dia menerima pertanyaan dari Warta Kota lewat SMS dan menjawabnya lewat SMS pula.
    
Saat ditanya tentang dugaan sekretarisnya berfoto syur dengan Max Moein, Nursjahbani menyatakan, "Sekretarisku yang mana? Ada dua Uli dan Desi. Desi memang mantan asisten Moein yang sedang mengadukan Max Moein ke Badan Kehormatan (BK) karena dugaan perkosaan dan pelecehan seksual. Sudah setahun tidak direspon BK DPR. Saya sudah tanya Desi, itu bukan foto dia."
    
Ketika Warta Kota menginformasikan bahwa foto syur Max-Desi sudah tersebar di internet, Nursjahbani menyatakan, "Aku kan nggak lihat, makanya tanya yang bersangkutan saja. Kan sudah aku kasih clue persoalannya. Kembangkan saja karena ini masalah besar apalagi sudah diadukan ke BK DPR."
    
Sementara itu, Max Moein yang merupakan anggota Fraksi PDI Perjuangan mengatakan bahwa foto dirinya telah direkayasa. "Itu benar foto saya sama teman pada delapan-sembilan tahun yang lalu dan sekarang tidak pernah ketemu lagi," kata Max di ruang kerjanya di Gedung MPR/DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
    
Max menambahkan, "Latar belakangnya sudah diganti sehingga seolah-olah di hotel. Sebenarnya kami berfoto di dekat kolam renang di Jakarta. Saya dipotret oleh teman, ramai-ramai mau berenang. Foto itu memang cuma setengah badan, tapi tidak telanjang, saya pakai celana renang ditutup handuk. Max juga mengatakan bahwa penyebaran foto syur dirinya dan wanita berambut cokelat itu tak mungkin dilakukan oleh Desi.
    
Mengenai Desi, Max mengatakan bahwa dirinya telah memberhentikan Desi sekitar tahun 2005 karena wanita itu mencuri dan dikejar-kejar penagih utang karena menyewa mobil lalu digadaikan. "Dia dikejar debt collector. Kemudian mencuri laptop dan printer saya. Dua tahun kemudian, baru dia mengadukan saya ke Ruhut Sitompul dengan tuduhan tidak membayar pesangon. Saya katakan kepada Ruhut yang membayar adalah DPR. Setahun kemudian dia melapor ke BK dengan tuduhan yang sama," jelasnya.(dam/sry)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau