Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Populasi Manusia ini Selamat dari Letusan Super Gunung Toba, Kok Bisa?

KOMPAS.com - Meletusnya Gunung Toba merupakan salah satu letusan terdahsyat dalam dua juta tahun terakhir yang berimbas pada perubahan iklim global. Letusan supervulkanik ini bahkan membentuk danau kawah terbesar di dunia, Danau Toba.

Setelah letusan, diperkirakan terjadi musim dingin vulkanik yang berlangsung enam hingga 10 tahun, menyebabkan pendinginan di permukaan Bumi selama 1.000 tahun.

Dahsyatnya letusan Gunung Toba kala itu, membuat bencana besar termasuk menghancurkan populasi hominin dan mamalia di Asia.

Namun hal tersebut justru menimbulkan pertanyaan bagi para ilmuwan. Seberapa parah dampak yang dihasilkan, apakah populasi manusia saat itu bisa selamat dan bertahan setelah terjadi letusan?

Pasalnya, periode itu bertepatan pula dengan momen migrasi manusia awal dari Afrika ke Asia, seperti dilansir dari Phys, Kamis (27/2/2020).

Ilmuwan memperkirakan jika letusan itu hampir memusnahkan manusia yang sedang bermigrasi, membuat mereka tertahan di Afrika timur dan India.

Bahkan, beberapa ahli mengatakan peristiwa itu hampir mendorong spesies kita ke jurang kepunahan.

Ternyata dampak yang diperkirakan oleh para ilmuwan itu bisa jadi meleset. Hal kitu diungkapkan sebuah studi terbaru yang diterbitkan di Nature Communications.

Studi ini mengungkapkan jika manusia purba justru bisa melewati peristiwa letusan gunung berapi supervulkanik yang terjadi 74.000 ribu tahun yang lalu.

Temuan tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Univeristy of Queensland, Australia terhadap alat-alat batu di situs Dhaba, Middle Son River Valley, India Tengah.

Hasilnya menunjukkan jika manusia pertama kali tiba di situs tersebut pada 80.000 tahun yang lalu dan tetap berada di sana sampai setidaknya 48.000 tahun yang lalu.

Selain itu, tidak ditemukan pula gangguan dalam produksi alat batu. Bentuknya tidak berubah secara drastis ataupun menghilang dalam periode tertentu.

Artinya, situs tersebut terus ditempati dan menunjukkan jika letusan Gunung Toba tak mengganggu migrasi manusia purba saat meninggalkan Afrika.

Peneliti menilai temuan ini tidak mendukung teori, populasi hominin punah karena letusan super Toba.

Sebaliknya, bukti arkeologis menunjukkan manusia selamat dari salah satu peristiwa vulkanik terbesar dalam sejarah manusia.

Meski begitu, studi terbaru ini juga masih tetap meninggalkan tanda tanya. Menurut Kira Westaway, peneliti dari Macquarie University di Australia yang tak terlibat dalam penelitian mempertanyakan bagaimana manusia purba bisa selamat.

Apakah ini berarti jika letusan Gunung Toba tidak sebesar dan sedahsyat yang dibayangkan, saaukah memang manusia lebih bisa beradaptasi dalam menghadapi bencana besar.

Akan tetapi soal adaptasi itu, Michael Petraglia peneliti dari Max Planck Institute punya pendapat lain.

Ia mengatakan jika orang-orang yang tinggal di sekitar Dhaba tampaknya tidak berkontribusi secara signifikan pada gen manusia sekarang ini.

Jadi mungkin saja benar jika manusia purba bisa menghadapi bencana besar seperti letusan dahsyat Gunung Toba, namun tidak selalu bisa lolos melewati tantangan kelangsungan hidup mereka dalam jangka panjang.

https://sains.kompas.com/read/2020/02/27/190300323/populasi-manusia-ini-selamat-dari-letusan-super-gunung-toba-kok-bisa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke