Kerusakan organ akibat komplikasi hipertensi akan tergantung pada besarnya peningkatan tekanan darah, lamanya kondisi tekanan darah tidak terdiagnosis, dan apakah diobati atau tidak.
Sebagai antisipasi dan waspada dari hipertensi ini, para ahli medis selalu mengingatkan semua orang untuk mengetahui faktor risiko yang mungkin dapat menjadi pemicu terjadinya hipertensi.
Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia (PERHI), Dr dr Tunggul D Situmorang SpPD-KGH mengatakan, dengan mengetahui faktor risiko yang dimiliki akan membantu seseorang lebih waspada dan peduli pada kesehatan.
Mengetahui faktor risiko hipertensi juga dapat mencegah kerusakan organ tertentu akibat hipertensi.
Setiap organ yang memiliki pembuluh darah, berpotensi mengalami kerusakan akibat komplikasi. Kerusakan organ yang bisa muncul antara lain gangguan pada ginjal dan jantung, kebutaan pada mata, stroke, hingga kematian.
"Banyak faktor risiko lain orang hipertensi itu yang menentukan organ mana yang jadi target, misal nanti kena asam urat, atau gangguan syaraf jadi stroke atau kardiovaskular bisa kena penyakit jantung, tergantung faktor risikonya apa," kata Tunggul dalam acara Cegah Kerusakan Organ Akibat Hipertensi, di InaSH House Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Berikut faktor-faktor risiko yang memicu hipertensi dan komplikasinya yang perlu Anda ketahui:
1. Diabetes
Tunggul mengtakan, seseorang yang memiliki kadar kolesterol dan kadar gula yang tinggi berisiko memiliki diabetes.
Jika hal ini terjadi, risiko komplikasi dari diabetes dan hipertensi yang akan terjadi adalah munculnya penyakit jantung dan pembuluh darah, atau disebut kardiovaskular.
"Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor risiko kardiovaskular lain, maka akan meningkatkan mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan) akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut," kata Tunggul.
2. Usia
Beberapa faktor penyebab hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun, sedangkan pada wanita biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
"Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi semakin besar," ujar dia.
Namun, proses seseorang bisa terkena hipertensi dan komplikasi berpengaruh sejak usia muda, dari pola gaya hidup sehat, makanan sehat seimbang dan kurangnya aktivitas fisik.
Biasanya orang yang mengidap hipertensi, pada awalnya tidak memiliki gejala khusus.
Pada usia lanjut, barulah disadari mengidap hipertensi karena sudah menimbulkan gejala-gejala sakit.
3. Obesitas dan kurang kalium
Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang dialirkan ke dalam pembuluh darah dan jantung.
Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan yang mengandung kalium, dapat mengakibatkan tingginya natrium dalam darah, sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah.
4. Keturunan
Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki riwayat darah tinggi. Faktor keturunan untuk penderita hipertensi ini sama halnya dengan penyakit lainnya dari faktor keturunan.
5. Kurang aktivitas fisik
Seseorang yang jarang melakukan aktivitas fisik dan berolahraga dapat meningkatkan denyut jantung. Dalam kondisi ini, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Kurang aktivitas dan olahraga juga dapat mengakibatkan peningkatan berat badan, yang merupakan faktor risiko hipertensi.
6. Merokok
Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit, yang berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah dan jantung.
Pengendalian Hipertensi
Dikarenakan hipertensi seringkali tidak bergejala dan semua orang juga bisa terkena hipertensi, maka pola hidup sehat dianjurkan untuk mencegah dan mengontrol hipertensi.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol hipertensi:
https://sains.kompas.com/read/2020/02/27/170000323/hipertensi-dijuluki-penyakit-silent-killer-kenali-6-faktor-risikonya