Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sinar Super Bintang Kecil ini Menarik Perhatian Astronom, Kok Bisa?

KOMPAS.com - Selama beberapa tahun terakhir, ledakan keras dari sebuah bintang kecil menarik perhatian para astronom.

Padahal, melansir Space, Senin (24/2/2020), bintang kecil ini hanya berukuran sekitar 8 persen dari massa matahari.

Namun, ledakan bintang ini menyemburkan superflare atau sinar super X ray yang sangat besar.

Para astronom menilai, fenomena ini sangat aneh untuk diamati. Sebab, mereka mengira bintang kecil ini tidak dapat menghasilkan emisi sebesar itu dalam panjang gelombang cahaya.

Menurut standar kosmik, bintang ini berukuran sangat kecil dan dikenal sebagai J0331-27, yakni bintang katai L.

Dikategorikan sebagai bintang yang sangat kecil, sehingga massa setiap bintang nyaris tidak cukup untuk memungkinkan terjadinya fusi nuklir.

Bahkan, bintang kecil dalam kategori ini dianggap sebagai bintang gagal yang tidak memenuhi ambang massa, yang disebut dengan bintang katai coklat.

Pancaran sinar aneh itu juga luput dari perhatian selama lebih dari satu dekade, setelah itu terjadi pada 5 Juli 2008 lalu.

Ledakan bintang ini ditangkap oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dari observatorium X-ray, XMM Newton.

Fenomena ini sungguh aneh, karena bintang kecil itu mengirimkan lebih dari 10 kali energi suar paling intens yang dikirim oleh Matahari.

Beate Stelzer, ahli astrofisika di Institut Astronomi dan Astrofisika Jerman di Observatorium Astronomi Italia di Palermo ini mengatakan fenomena ini adalah bagian ilmiah paling menarik dari penemuan ini.

"Karena kami tidak menyangka bintang-bintang katai L menyimpan energi yang cukup dalam medan magnet mereka untuk menimbulkan ledakan seperti itu," jelas Stelzer.

Para ilmuwan juga tidak mengerti bagaimana suar ini bisa muncul. Katai L juga diketahui hanya memiliki suhu permukaan sekitar 3.320 derajat Fahrenheit atau 1.830 derajat Celcius.

Suhu tersebut hanya sepertiga suhu permukaan Matahari, yang bisa mencapai 10.340 Fahrenheit.

Pada suhu yang lebih rendah dari katai L, model astronom menyarankan bahwa tidak ada cukup energi untuk bahan bakar medan magnet bintang, yang akan mengatur suar.

"Kami hanya tidak tahu, (bahkan) tidak ada yang tahu (mengapa peristiwa itu terjadi)," kata Stelzer.

Tetapi para astronom menunjukkan bahwa XMM-Newton mengamati bintang selama 40 hari dan hanya melihat satu suar.

Ini menunjukkan bintang katai L membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun energi daripada matahari yang mungkin berkontribusi terhadap ukuran suar.

Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Astronomy and Astrophysics ini, ESA mengungkapkan adanya sejumlah bintang serupa terlihat memancarkan sinar super di bagian optik spektrum.

"Akan tetapi ini adalah deteksi tak ambigu pertama dari letusan semacam itu pada panjang gelombang sinar-X," jelas ESA.

ESA menambahkan panjang gelombang itu penting karena memberi sinyal di atmosfer, asal dari sinar super tersebut.

Sebab, cahaya optik biasanya berasal lebih dalam di atmosfer bintang. Dekat dengan permukaan yang terlihat, sedangkan sinar-X datang dari tempat yang lebih tinggi di atmosfer bintang.

https://sains.kompas.com/read/2020/02/24/203200823/sinar-super-bintang-kecil-ini-menarik-perhatian-astronom-kok-bisa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke