Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Banjir Jakarta, BMKG Sebut Curah Hujan 2020 Lebih Basah dari 2019

KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Jakarta tergenang banjir akibat hujan deras yang mengguyur sejak Minggu (23/2/2020) dini hari.

Laman Twitter @TMCPoldaMetro tadi pagi membagikan unggahan sejumlah wilayah di Jakarta yang tergenang banjir dengan ketinggian yang bervariasi.

Di Jalan Kayu Putih Raya Jakarta, terpantau banjir dengan ketinggian 20cm-30 cm. Sementara itu, banjir di wilayah Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur; Jalan Anyer Menteng, Jakarta Pusat; dan Tebet, Jakarta Selatan sudah memasuki rumah warga pukul 03.00 WIB.

Banjir setinggi 20 cm-40 cm juga menggenangi Jalan Surabaya, Jalan Cilacap, dan Jalan Pegangsaan Barat Jakarta Pusat. Bahkan, terlihat dalam unggahan sejumlah kendaraan bermotor ikut tergenang.

Dari peristiwa banjir hari ini, beberapa orang mempertanyakan apakah memang curah hujan tahun ini memang lebih ekstrem dibanding tahun sebelumnya sehingga mengakibatkan lebih sering banjir?

Menjawab pertanyaan ini, Kompas.com menghubungi Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Indra Gustari.

Indra mengungkap, banjir di Jakarta pagi ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.

Namun, hal ini tak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga di beberapa wilayah lain di Indonesia.

"Untuk curah hujan yang dicatat pagi ini menunjukkan bahwa beberapa daerah mengalami curah hujan lebat, bukan hanya di Jabodetabek. Tapi juga di Probolinggo Jawa Timur, Pamekasan Jawa Timur, Jember Jawa Timur, Malang Surabaya Jawa Timur, Ponorogo Jawa Timur dan Manokwari Papua Barat," kata Indra kepada Kompas.com, Minggu (23/2/2020).

Dia melanjutkan, curah hujan tertinggi tercatat di Pulo Gadung dan Manggarai, Jakarta, yakni masing-masing 241 mm dan 228 mm selama 24 jam terakhir.


Puncak musim hujan

Curah hujan lebat disebabkan oleh saat ini Indonesia sedang memasuki puncak musim hujan.

Puncak musim hujan adalah periode 3 dasarian (30 hari) dengan akumulasi curah hujan tertinggi.

"Informasi Prediksi puncak musim hujan 2019/2020 untuk wilayah Indonesia terjadinya beragam, mulai dari November, Desember 2019, Januari, Februari, sampai Mei 2020," kata Indra.

"Tetapi sebagian besar wilayah (zona musim) diprediksi jatuh pada Februari-Maret 2020 khususnya daerah di selatan ekuator, sebagaimana informasi yg kami sampaikan pada akhir November lalu. Dan, Jakarta (termasuk bodetabek) sendiri puncaknya musim hujannya adalah Februari 2020," jelas Indra.

Indra mengatakan, sejak 1866, curah hujan yang mengguyur malam tahun baru sampai tanggal 1 Januari 2020 pagi adalah yang tertinggi di Jakarta yang pernah dicatat, yakni 377 mm/hari.

"Pada 2007, curah hujannya juga tinggi, yaitu 340 mm/hari," katanya.

Curah hujan 2020 lebih basah dibanding 2019

Indra mengatakan, curah hujan setiap tahun bervariasi. Namun jika dibading tahun sebelumnya, maka tahun 2020 memang lebih basah. Hal inilah yang menyebabkan lebih banyak hujan di sejumlah wilayah Indonesia.

"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu (2019), maka tahun 2020 lebih basah atau lebih banyak hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," kata Indra.

Hal tersebut disebabkan oleh fenomena El Nino.

Fenomena El-Nino muncul saat suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur memanas dan akhirnya membuat Indonesia kering dan kurang curah hujan.

"Pada 2019, fenomena El Nino cenderung lemah sampai pertengahan tahun, dan dipole mode positif di semester II yg berkontribusi dominan terhadap berkurangnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," jelasnya.

"Tahun 2007 curah hujannya cukup ekstrem dibandingkan periode sebelumnya. Tetapi, curah hujannya masih lebih rendah dibandingkan tahun ini," imbuhnya.

Indra mengatakan, BMKG menilai bahwa peningkatan frekuensi dan intensitas hujan ekstrem yang terjadi saat ini adalah salah satu dampak dari perubahan iklim global.

https://sains.kompas.com/read/2020/02/23/130400223/banjir-jakarta-bmkg-sebut-curah-hujan-2020-lebih-basah-dari-2019

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Benarkah Masturbasi Bisa Mengubah Ukuran Penis?

Benarkah Masturbasi Bisa Mengubah Ukuran Penis?

Kita
Seberapa Dingin Puncak Gunung Everest?

Seberapa Dingin Puncak Gunung Everest?

Oh Begitu
4 Manfaat Buah Lengkeng untuk Kesehatan

4 Manfaat Buah Lengkeng untuk Kesehatan

Oh Begitu
Apakah Ada Efek Membersihkan Kotoran di Pusar?

Apakah Ada Efek Membersihkan Kotoran di Pusar?

Oh Begitu
8 Tanda Rabies pada Anjing yang Perlu Diwaspadai

8 Tanda Rabies pada Anjing yang Perlu Diwaspadai

Oh Begitu
Kenapa Inti Bumi Sangat Panas?

Kenapa Inti Bumi Sangat Panas?

Oh Begitu
Pria Rusia Tewas Diserang Hiu Macan di Mesir, Kenapa Hiu Menyerang Manusia?

Pria Rusia Tewas Diserang Hiu Macan di Mesir, Kenapa Hiu Menyerang Manusia?

Oh Begitu
Apakah yang Terjadi Saat Lubang Hitam Bertabrakan?

Apakah yang Terjadi Saat Lubang Hitam Bertabrakan?

Fenomena
Apakah Efek Sering Menggigit Kuku?

Apakah Efek Sering Menggigit Kuku?

Oh Begitu
Mengapa Ular Berganti Kulit secara Berkala?

Mengapa Ular Berganti Kulit secara Berkala?

Oh Begitu
Apakah Fungsi Kumis pada Gajah?

Apakah Fungsi Kumis pada Gajah?

Oh Begitu
Benarkah Bulu yang Dicukur Akan Tumbuh Lebih Cepat dan Lebat?

Benarkah Bulu yang Dicukur Akan Tumbuh Lebih Cepat dan Lebat?

Oh Begitu
7 Hewan Penghuni Amazon, Ada Ular Besar dan Burung Warna-warni

7 Hewan Penghuni Amazon, Ada Ular Besar dan Burung Warna-warni

Oh Begitu
Mengenal Obesitas yang Bisa Sebabkan Banyak Penyakit

Mengenal Obesitas yang Bisa Sebabkan Banyak Penyakit

Kita
10 Negara Terpanas di Dunia Versi World Atlas

10 Negara Terpanas di Dunia Versi World Atlas

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke