BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sinar Mas
Salin Artikel

Pemenuhan Asupan Gizi Seimbang Jadi Kunci Cegah Stunting

KOMPAS.com – Indonesia darurat stunting. Bagaimana tidak, persentase penderita stunting di negara ini telah mencapai angka 27,67 persen per Oktober 2019 lalu.

Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan patokan rekomendasi untuk setiap negara, yakni 20 persen untuk kasus stunting.

Bila sebuah negara berada di atas persentase tersebut, bisa dibilang kasus ini masuk dalam public health problem.

Menurut artikel Kompas.com, Senin (10/2/2020), stunting tak sama dengan kerdil.

Stunting lebih didefinisikan sebagai kondisi gagal tubuh dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari lingkungan, kebersihan, hingga kecukupan nutrisi anak di seribu hari pertama kehidupan.

Sementara, kerdil atau kerap disebut dwarfisme adalah perawakan pendek yang lebih disebabkan oleh faktor keturunan atau hormon.

Tak hanya berpengaruh pada pertumbuhan tinggi badan anak, stunting ternyata juga mempengaruhi pertumbuhan otak.

Oleh karena itu, selain tinggi badan, ada pula dampak lain yang mendera penderitanya, di antaranya pada poin kadar kecerdasan atau intelligence quotient (IQ) point dan kondisi kesehatan anak.

Penyebab stunting

Pada dasarnya, ada banyak faktor yang menyebabkan seorang anak menderita stunting, seperti kurangnya asupan gizi seimbang dan tinggal di lingkungan yang jauh dari kata bersih.

Oleh karena itu, orangtua harus terlibat aktif dalam mencegah faktor-faktor tersebut terjadi pada anak mereka, salah satunya melalui deteksi dini dengan rutin memeriksa kondisi kesehatan si buah hati ke Posyandu, Puskesmas, atau layanan kesehatan terdekat.

Kemudian, pemberian gizi yang baik bagi bayi bisa dimulai dengan memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif.

Namun, jika bayi sudah mendapat ASI tapi berat badannya tetap kurang, perlu dicari tahu penyebabnya agar bisa segera ditindaklanjuti.

Untuk bayi berusia 6 bulan, makanan pendamping ASI (MPASI) perlu mengandung unsur karbohidrat, lemak, dan protein. Pasalnya, ketiga zat tersebut sangat berpengaruh bagi perkembangan otak.

Selain itu faktor lingkungan juga berpengaruh. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh BMC Medicine yang dipimpin oleh Profesor Andrew Prentice mengungkapkan bahwa masalah stunting dapat dipengaruhi pula oleh kebersihan lingkungan, sanitasi, dan akses air bersih.

Kompas.com pada Selasa (26/2/2020) memberitakan bahwa kondisi kebersihan yang kurang terjaga membuat tubuh harus bekerja secara ekstra melawan sumber penyakit sehingga menghambat penyerapan gizi.

Lintas sektor

Stunting adalah permasalahan multidimensional sehingga penuntasannya membutuhkan kerja sama lintas sektor yang baik antara lembaga pemerintah, tenaga kesehatan, organisasi masyarakat, pihak swasta dan tentu saja warga masyarakat.

Tanpa kepedulian bersama, dampaknya akan mengancam kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa mendatang.

Melihat kesempatan untuk berkontribusi inilah yang akhirnya memotivasi Sinar Mas untuk turut bergerak mengatasi stunting di dalam negeri.

Secara bertahap, Sinar Mas bersama Tzu Chi Sinar Mas menggandeng beberapa mitra seperti Pemerintah Daerah Kapuas Hulu dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Desa Mantan yang berlokasi di Kecamatan Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi salah satu lokasi prioritas dengan mengadakan program “Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak, Pekarangan Keluarga Sehat, serta Pola Hidup Bersih dan Sehat”.

Bambang Widianto selaku Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan mengapresiasi langkah Sinar Mas bersama relawan Tzu Chi Sinar Mas tersebut.

“Kemitraan yang dilaksanakan Sinar Mas bersama Tzu Chi Sinar Mas dan kantor Wakil Presiden sangat membantu pemerintah dan masyarakat dalam mengurangi stunting di daerah yang memiliki angka stunting yang tinggi", jelas Bambang.

Ia melanjutkan, Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dan masyarakat Desa Mantan sangat merasakan manfaat dari kemitraan ini.

“Semoga kemitraan ini dapat memberi inspirasi bagi pihak lain untuk membantu pemerintah dalam mempercepat penurunan stunting,” terang Bambang.

Adapun melalui program ini, seluruh rumah di Desa Mantan memperoleh bantuan tempat sampah dan pembangunan 14 tempat mandi, cuci, kakus (MCK).

Tak hanya itu, seluruh warga juga mendapatkan penyuluhan dan bantuan benih tanaman hortikultura untuk bisa ditanam di pekarangan rumah.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya asupan gizi yang berasal dari sayuran serta buah buahan.

Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan anak dan keluarga, dengan menanam sendiri warga juga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli bahan makanan.

Dengan demikian, secara perlahan dan pasti kasus stunting di Indonesia bisa diatasi dan mewujudkan generasi unggul di masa depan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program bantuan Sinar Mas di Desa Mantan, Anda juga dapat mempelajarinya pada tautan ini.

https://sains.kompas.com/read/2020/02/20/142100323/pemenuhan-asupan-gizi-seimbang-jadi-kunci-cegah-stunting

Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke