KOMPAS.com - Saat virus dengue penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) menyerang tubuh seseorang, maka imunitas atau sistem kekebalan tubuh akan terus berusaha melawan dan membunuh virus tersebut.
Jika imunitas gagal melawan, maka gejala-gejala DBD akan mulai muncul. Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr dr Leonard Nainggolan SpPD-KPT mengatakan bahwa pasien yang menderita DBD akan mengalami tiga fase.
1. Fase Demam
Leo menyebutkan fase demam biasanya terjadi pada hari pertama hingga hari ketiga seseorang terinfeksi virus dengue.
Pada fase ini juga, kunci gejala utama berupa demam tinggi mendadak akan dialami pasien. Disertai dengan dua atau tiga gejala penyerta seperti pegal, linu, sakit kepala dan lainnya.
2. Fase Kritis
Fase kritis biasanya terjadi pada hari keempat hingga hari keenam setelah pasien terinfeksi virus dengue.
"Bukan berarti fasenya kritis, tetapi disitulah biasanya terjadi yang namanya kebocoran plasma," kata Leo saat dijumpai di ruang kerjanya, Senin (10/2/2020).
Kebocoran plasma ini terjadi akibat virus dengue itu berada di pembuluh darah pasien. Pembuluh darah pasien melebar, melonggar, dan terdapat celah antar sel pembuluh darah.
Celah yang melebar di antara sel pembuluh darah itulah yang menyebabkan terjadinya kebocoran plasma atau cairan tubuh.
"Sel pembuluh darah yang dengan satu lainnya harusnya nempel dekat, karena adanya virus dengue jadi melebar, sehingga terjadilah bocor," ujarnya.
Kebocoran plasma yang tidak dikendalikan dengan segera dapat membuat pasien akan mengalami gejala lebih berat atau shock.
Untuk diketahui, 91 persen plasma terdiri dari air atau cairan. Jika celah antar sel pembuluh darah menganga, artinya air juga akan menjadi yang paling banyak keluar.
Sehingga yang terjadi adalah gangguan cairan atau kurangnya cairan dalam pembuluh darah yang menyebabkan hipopolemik dan memicu shock, serta kondisi yang lebih buruk lainnya.
Oleh sebab itu, kata Leo, kunci utama pada DBD adalah melihat tanda-tanda adanya kebocoran plasma.
Mengetahui kebocoran plasma ini harus dilakukan pemeriksaan hematokrit, pemeriksaan USG, dan pemeriksaan albumin oleh tim medis.
"Kalau lewat dari enam hari itu ada dua kemungkinan, sembuh atau meninggal," ucap dia.
3. Fase konvalesen (penyembuhan)
Fase konvalesen ini disebut sebagai fase perbaikan atau penyembuhan.
Pada fase ini, terlihat pasien sudah mengalami peningkatan kesehatan. Gejala-gejala yang diderita mereda, meningkatnya nafsu makan, dan organ tubuh berfungsi dengan normal.
Pada kondisi ini juga, trombosit dan cairan tubuh perlahan kembali normal serta tidak terjadi kepekatan pada sel pembuluh darah.
https://sains.kompas.com/read/2020/02/19/173000123/kenali-3-fase-penyakit-dbd-dari-demam-hingga-kritis