Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lucinta Luna Positif Amfetamin dari Rambut, Ahli Jelaskan

KOMPAS.com - Hasil tes narkoba dari Laboratorium Badan Narkotika Nasional (BNN) pada rambut Lucinta Luna menunjukkan positif amfetamin (ekstasi).

Lalu, bagaimana bisa rambut mengungkap seseorang kecanduan zat adiktif?

dr Hari Nugroho MSc selaku Peneliti dan Pakar Adiksi dari Mental Health Addiction and Neuroscience Jakarta mengatakan pemeriksaan rambut adalah salah satu teknik untuk menganalisa kecanduan obat pada seseorang.

"Tes ini juga salah satu teknik pemeriksaan untuk mengetahui drugs, terutama pada pemakaian kronis," ujar Hari saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/2/2020).

Hari memaparkan dalam uji narkoba ada istilah metabolite zat, yang mana itu berhubungan dengan proses pertumbuhan rambut.

Pada umumnya, metabolite zat pada rambut berasal dari peredaran darah di sekitar kulit kepala, yakni berupa difusi pasif ke sel maupun kelenjar sebum, kelenjar keringat ataupun kontaminasi eksternal.

Hari menambahkan pada kasus narkoba yang dialami Lucinta Luna ini yg ditemukan amphetamine atau amfetamin, artinya ada penggunaan zat yang mengandung amfetamin tersebut.

"Misal pada penggunaan amfetamin tipe stimulan seperti sabu atau ekstasi," kata Hari.

Apabila dibandingkan dengan pemeriksaan urin, pemeriksaan pada rambut dinilai lebih efektif.

"Pemeriksaan rambut mempunyai detection window yang lebih besar. Artinya dapat mendeteksi pemakaian yang lebih lama," jelas Hari.

Sebab, dengan pemeriksaan rambut dapat diketahui seseorang mengonsumsi narkotika hingga 90 hari ke belakang. Kendati demikian, tergantung juga pada lama atau tidaknya pemakaian obat-obatan yang mengandung zat adiktif ini.

"Semakin lama seseorang menggunakan (obat-obatan mengandung zat adiktif), maka makin mudah untuk mendeteksinya di rambut," papar Hari.

Tramadol efeknya di bawah morfin

Narkotika yang diamankan dari tangan Lucinta Luna yakni obat Tramadol sebenarnya adalah obat legal yang biasa diresepkan dokter sebagai obat analgesik opioid.

Obat ini biasanya diresepkan kepada pasien sebagai pereda nyeri sedang hingga parah.

Hari menjelaskan tramadol juga bekerja pada reseptor opioid mu, sebagaimana halnya morfin atau heroin.

"Akan tetapi, afinitasnya lebih lemah sehingga efek analgesiknya tidak sekuat morfin, kurang lebih hanya sepersepuluhnya saja," ungkap Hari.

Lantas, bagaimana efek obat ini bila dikonsumsi tanpa resep dokter?

Lebih lanjut Hari menjelaskan beberapa efek samping akibat penggunaan tramadol secara ilegal, sebagai berikut:

  1. Pengguna tramadol pada kondisi akut bisa merasakan efek samping seperti oleng (dizziness), mual, konstipasi, bahkan sakit kepala.
  2. Pengguna tramadol pada kondisi overdosis, gejala yang muncul bisa berupa mual, detak jantung meningkat(takikardi), agitasi, kejang, hipertensi, depresi pernafasan hingga koma.
  3. Penggunaan jangka panjang seperti yang dialami mereka yang kecanduan, individu dapat memperlihatkan gejala seperti mudah marah, agresif, cemas dan gejala depresi.

"Salah satu hal yang menyebabkan penyalahgunaan obat ini adalah pemahaman yang salah tentang tramadol," sambung Hari.

Seringkali mereka mendapat informasi bahwa tramadol seperti yang dikonsumsi oleh Lucinta Luna ini adalah obat untuk meningkatkan mood, meningkatkan stamina untuk bekerja atau meningkatkan stamina seksual.

https://sains.kompas.com/read/2020/02/17/210000923/lucinta-luna-positif-amfetamin-dari-rambut-ahli-jelaskan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke