Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali Ini 4 Gangguan Menstruasi dan Pengaruhnya pada Kesuburan Wanita

KOMPAS.com - Gangguan menstruasi menjadi salah satu masalah kesehatan reproduksi yang banyak membuat wanita memeriksakan diri ke dokter.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Dr dr Kanadi Sumapraja SpOG-KFER MSc, mengatakan gangguan menstruasi seringkali berkaitan dengan gangguan kesuburan pada tubuh seorang wanita.

"Menstruasi adalah sebuah episode, dan kita semua paham, adanya menstruasi berasosiasi dengan kesuburan," kata Kanadi dalam acara RSPI: Mengenal Gangguan Menstruasi, Jakarta, Kamis (13/2/2020).

Berikut 4 gangguan menstruasi yang perlu Anda ketahui:

1. Nyeri menstruasi (Dismenorea)

Nyeri menstruasi atau nyeri haid menjadi gangguan yang banyak dialami wanita. Kanadi mengungkapkan di tempatnya berpraktik, bisa hampir menerima 20 pasien dengan nyeri menstruasi per hari.

Bahkan, wanita dari hampir semua penjuru Indonesia, bisa mengalami gangguan nyeri saat menstruasi ini. Saat menstruasi, ada mekanisme kontraksi otot-otot rahim yang bertindak mengeluarkan darah.

"Ada kontraksi berlebihan maka timbulnya nyeri, tapi ada juga yang tidak (mengalami nyeri)," ujarnya.

Nyeri menstruasi ini menjadi bermasalah saat sudah sampai membuat seseorang meninggalkan aktivitasnya karena kesakitan yang luar biasa.

2. Pendarahan uterus abnormal

Keluarnya darah dari alat kelamin wanita saat periode menstruasi menjadi hal yang normal.

Tetapi, gangguan menstruasi bisa membuat organ ini mengeluarkan terlampau banyak darah dan ada yang tidak mengeluarkan darah sama sekali.

Kanadi menambahkan seorang wanita harus tahu pola menstruasinya, mulai dari lamanya menstruasi, siklusnya normal atau tidak, dan juga jumlah kehilangan darah per harinya.

"Terlalu banyak darah yang dikeluarkan dalam waktu lama, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali dalam beberapa siklus periode, itu juga termasuk gangguan menstruasi," kata dia.

3. Tidak menstruasi (Amenore)

Dengan adanya menstruasi, maka akan membantu organ kewanitaan lainnya dapat tumbuh dan berfungsi dengan baik.

Sedangkan, apabila tidak pernah menstruasi, menandakan kurangnya hormon estrogen dalam tubuh seorang wanita.

Ini juga berisiko terhadap payudara yang tidak tumbuh dan rahim yang terus menebal namun rentan.

"Dua-duanya (payudara dan rahim) sama-sama target organ hormon perempuan," tuturnya.

4. Gejala sebelum menstruasi (Sindrom premenstrual)

Sindrom premenstrual atau sering disebut dengan PMS, ternyata merupakan bagian dari gangguan menstruasi.

Hampir 80-90 persen wanita mengalami gangguan PMS ini. Gangguan premenstrual ini sendiri, kata Kanadi, bisa terjadi dalam kurun waktu dua minggu sebelum wanita mendapati periode menstruasi.

Gejala yang terjadi umumnya adalah adanya sensitivitas berlebihan dalam merespon sesuatu oleh wanita bersangkutan.

"Ada yang sensitif gak mau disenggol dan lain-lain itu masuk gejala ini," ucap dia.

Menghadapi gangguan menstruasi ini, ditegaskan Kanadi, meskipun sensitif tetapi tidak boleh dianggap remeh, karena ini akan sangat mempengaruhi kondisi fisik dan mental wanita bersangkutan dan juga tidak jarang suaminya.

"Kesuburan ini juga berpengaruh ke keinginan mempunyai keturunan (anak)," kata dia.

Lebih dini melakukan pemeriksaan dan mengetahui permasalahan apa yang ada dibalik gangguan menstruasi tersebut, maka akan lebih baik juga bagi kehidupan pasien.

https://sains.kompas.com/read/2020/02/14/200300023/kenali-ini-4-gangguan-menstruasi-dan-pengaruhnya-pada-kesuburan-wanita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke