Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada 8 Faktor Risiko Kanker Paru Ini, dari Asbes hingga Radon

KOMPAS.com - Untuk menghindari penyakit kanker paru, Anda sebaiknya mengetahui beberapa faktor risiko yang sangat rentan sekali diidap pria dan berujung pada kematian.

Untuk diketahui, kanker paru tidak terjadi hanya karena satu faktor risiko saja. Berikut 8 faktor risiko yang dapat memicu kanker paru.

1. Perokok aktif

Menjadi seorang perokok aktif telah terbukti dari banyak penelitian medis bahwa itu memicu berbagai penyakit terutama yang berhubungan dengan saluran pernapasan dan kanker.

Ketua Pokja Kanker Paru Perhimpunan Dokter Pari Indonesia (PDPI), dr Elisna Syahruddin PhD SpP(K), mengatakan kanker paru tidak terjadi hanya karena satu faktor risiko saja.

"Faktor risiko jarang sekali hanya satu," kata Elisna dalam acara bertajuk Harapan dan Tantangan: Penatalaksanaan Kanker Paru di Indonesia, Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Di dalam asap terkandung lebih dari 70 komponen bahan yang dapat menyebabkan kanker.

"Apapun jenis rokoknya, selama berbentuk asap risikonya sama. Entah itu kretek konvensional, apalagi vape itu asapnya lebih kental daripada konvensional," kata Elisna.

2. Perokok pasif

Satu orang perokok aktif dapat membuat risiko terkena penyakit kanker paru pada orang-orang disekitarnya juga.

"Satu orang perokok aktif dia membuat banyak orang berisiko kanker paru. Bukan cuma orang di rumah saja, tetapi di lingkungan lain, tempat kerja, ranah publik dan lain-lain," kata dia.

3. Keturunan

Memiliki riwayat keluar yang pernah mengidap kanker paru, menjadi salah satu faktor risiko genetika seseorang dapat mengidap kanker paru juga.

Namun, hal ini bukan berarti setiap keturunan akan terkena kanker paru.

"Ingat tidak diturunkan tetapi kerentanan dia lebih tinggi dari pada anggota keluarga yang tidak ada kanker paru," kata Elisna.

4. Usia

Pada umumnya, penyakit kanker termasuk kanker paru berisiko lebih tinggi pada seseorang dengan usia lanjut, seperti di atas 65 tahun lebih.

Hal itu dikarenakan, kanker ganas terjadi akibat sel-sel kanker yang mengalami mutasi dan prosesnya dalam jangka tahun bahkan puluhan tahun.

Meskipun, orang dengan usia di bawah itu juga bisa mengidap kanker paru karena memiliki faktor risiko yang lainya lebih banyak.

5. Riwayat penyakit paru

Orang yang pernah memiliki penyakit atau gangguan pada paru lebih berisiko terkena kanker paru.

"Orang yang kena Tuberkulosis (TB/TBC) itu lebih berisiko terkena kanker paru," kata Ketua PDPI, Dr dr Agus Dwi Susanto SpP(K).

Selain TBC, bronkitis kronis, dan Penyakit paru Obstruktif Kronik (PPOK), dapat menyebabkan peradangan dan jaringan parut di paru yang dapat memicu kanker paru.

"Kanker paru juga seringkai ada kaitannya dengan TB Paru. Bisa jadi pasien terlambat diagnosa atau miss-diagnosis. Mengobati TB ternyat itu kanker paru," ujar Elisna.

6. Polusi udara

Sama seperti asap rokok, polusi udara juga adalah sumber karsinogenik yang paling rentan dihadapi oleh semua orang dalam beraktivitas sehari-hari.

Oleh sebab itu, usahakan jaga diri dengan setidaknya memakai masker saat Anda berada dan beraktivitas di luar ruangan.

7. Asbes

Asbes dalam beberapa penelitian telah disebutkan sebagai pemicu kanker paru, meskipun harus terus dilakukan penelitian lebih lanjut.

Asbes yang padat lebih baik dari pada asbes yang tidak padat.

"Asbes itu serbuknya yang memicu kanker paru kalau terhirup terus, tapi kalau yang pada itu kan tidak ada serbuknya," kata Agus.

Namun, dari adanya bukti penelitian terkaitnya asbes dengan kanker paru, saat ini di Indonesia sendiri telah menetapkan standar asbes yang tetap baik digunakan dalam kesehatan.

8. Radon

Masih banyak yang belum familiar dengan radon sebagai pemicu kanker paru.

Meskipun masih terus dalam penelitian, tetapi Amerika telah menerapkan pengukuran kadar radon ketika membeli sebuah rumah.

"Di Amerika beli rumah selalu di ukur radonnya," tutur Elisna.

https://sains.kompas.com/read/2020/02/12/203200123/waspada-8-faktor-risiko-kanker-paru-ini-dari-asbes-hingga-radon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke