KOMPAS.com - Operasi mata menjadi salah satu cara yang digunakan untuk dapat mengembalikan fungsi mata dari gangguan mata seperti katarak dan gangguan pada retina mata.
Dalam melakukan operasi katarak dan retina, para dokter mengandalkan mikroskop okuler untuk bisa mendapatkan tampilan mata secara menyeluruh (top-down).
Namun, dalam perkembangan terbaru saat ini mikroskop okuler telah coba digantikan dengan digital microscope atau mikroskop 3D dengan high quality optics. Salah satu rumah sakit mata yang telah mengimplementasikan mikroskop digital ini dengan semi robotic surgery adalah JEC Hospitals and Clinics.
Menurut Direktur Utama RS JEC Hospitals and Clinics, Dr Setiyo Budi Riyanto, implementasi teknologi semi robotik surgery itu telah dilengkapi juga dengan digital microscope atau mikroskop 3D dengan high-quality optics.
Teknologi ini sangat membantu dokter bedah dan tim medis dapat melihat detail intraocular dengan sangat baik.
Untuk diketahui, intraocular adalah area di dalam bola mata. Dalam hal ini, melihat intraocular dengan jelas merupakan hal terbaik yang diinginkan oleh tim medis agar tak salah melakukan prosedur operasi mata pasien.
"Biasanya operasi mata itu kita menggunakan mikroskopnya okuler. Tapi sekarang, kita langsung lihat di layar TV dengan kacamata 3D. Ini visualisasinya bagus sekali," kata Budi dalam acara konferensi pers JEC: Teknologi Semi-robotic Surgery dan Layanan Ophtapmic Trauma, Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Dijelaskan oleh Ketua Retina Service dan Dokter Spesialis Maya Subspesialis Vitreoretina JEC, Dr Elvioza SpM(K), operasi mata adalah bedah mikro, syarat utama keberhasilannya adalah visualisasi.
Tantangan dalam operasi mata itu adalah melihat benda (intraocular) yang kecil di dalam mata terlihat lebih besar dan jelas.
"Semua organ di dalam mata itu sangat sensitif, seperti benang di dalam tepung, ketika ditarik bisa berantakan semua," kata dia.
Dengan menggunakan mikroskop 3D ini, kata Elvioza, ia sebagai dokter bedah mata seolah masuk dan bekerja di dlaam mata, semua organ bisa terlihat besar dan jelas, tanpa pecah presisi gambarnya seperti pada mikroskop okuler biasanya.
Kualitas operasi sangat tergantung dengan presisinya, dan alat untuk operasi bisa menopang keberhasilan operasi lebih tinggi, serta ini dapat meningkatkan kenyamanan dokter bedah sekaligus pelayanan kenyamanan terbaik untuk pasien.
Teknologi semi-robotic surgery dengan mikroskop 3D memiliki kelebihan dalam operasi gangguan mata katarak dan retina sebagai berikut:
1. Kenyamanan operasi
Pada umumnya, pasien dewasa hanya akan dibius lokal dan saat operasi dengan mikroskop okuler, butuh cahaya lebih banyak agar terlihat jelas, tetapi ini cahaya itu jugalah yang membuat pasien tidak nyaman karena silau.
Teknologi semi-robotic surgery dengan mikroskop 3D ini hanya membutuhkan intensitas cahaya kecil, sehingga pasien tidak hanya merasa silau dan lebih nyaman, hal ini membantu tim medis selama proses operasi pasien lebih kooperatif.
2. Akurasi tinggi
Digital microscope dengan resolusi yang lebih tinggi, memungkinkan tim medis mendapatkan tampilan tiga dimensi yang jelas dan lebih nyata dari mata pasien, detail setiap bagian hingga jaringan kecil. Oleh sebab itu, akurasi keberhasilan operasi bisa sampai 80 persen.
"Kalau kita pakai microscop biasa lampu yang ada bisa menyilaukan dan itu bikin pasien dan kita capek. Tapi kalau pake 3D surgery ini tidak capek dan 80 persen lebih baik," ujarnya.
3. Efisiensi waktu
Pada operasi mata yang biasanya dilakukan, butuh waktu 2-3 jam, tetapi dengan menggunakan mikroskop 3D ini waktu operasi bisa lebih cepat menjadi setengah jam.
"Bagi para dokter, mikroskop 3D ini juga membuat lebih nyan, efektif dan efisien. Dengan tampilan tiga dimensi, dokter dapat menjangkau dengan mudah bagian yang sulit terlihat dan meminimalkan trauma pascaoperasi pada pasien," ujarnya.
Selain itu juga, manfaat baiknya dari operasi mata dengan mikroskop 3D yaitu lebih sedikit trauma yang bisa terjadi, lebih minim risiko peradangan dan juga komplikasinya.
https://sains.kompas.com/read/2020/02/08/100300923/operasi-mata-semakin-efektif-dengan-mikroskop-3d-inikah-manfaatnya-