KOMPAS.com - Kanker paru memang tidak menular, tetapi menjadi salah satu jenis kanker yang paling mematikan dibanding lainnya.
Menurut data Globocan 2018, sekitar 26.069 orang di Indonesia meninggal karena kanker paru setiap tahunnya, dengan 30.023 kasus baru. Angka tersebut tertinggi di Asia Tenggara.
Persentase angka kematian kanker paru di Indonesia mencapai 19,3 persen dibandingkan total kematian dari seluruh kanker lainnya.
Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak dan pertama bagi pria sebanyak 22,8 persen, serta menjadi penyebab kelima kematian pada wanita sebanyak 14,2 persen.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat, Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo SpPD, mengingatkan bahwa kita semua patut waspada dengan jumlah penderita kanker yang terus meningkat di Indonesia, termasuk kanker paru.
"Gaya hidup yang tidak sehat kita itu semakin bisa menyebabkan penyakit tidak menular seperti kanker ini semakin tinggi angkanya pada tahun 2020," kata Aru dalam acara bertajuk "World Cancer Day 2020: New Approach in Cancer Management", Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Terutama untuk kanker paru, gaya hidup yang paling berpengaruh besar adalah rokok. Ironisnya, kata Aru, saat ini rokok bukan lagi fenomena, melainkan sudah menjadi sebuah kebutuhan masyarakat.
Padahal, sudah terbukti dalam penelitian bahwa dalam satu batang rokok terdapat 70 bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, biaya pengobatan penyakit kanker mengambil porsi yang besar dalam anggaran jaminan kesehatan negara.
Bahkan, lebih dari 80 persen penderita kanker paru adalah perokok aktif dan perokok pasif.
"Pasien kanker paru memang banyak perokok, makanya jumlah kejadian dan kematian dari kanker paru jadi yang pertama pada pria," ujarnya.
Meskipun pada beberapa kasus, orang di sekitar perokok aktif dan disebut sebagai perokok pasif juga berisiko tinggi mengidap penyakit kanker paru.
https://sains.kompas.com/read/2020/02/06/070300123/kanker-paru-penyakit-tidak-menular-yang-mematikan