Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fasilitas untuk Pengobatan Kanker di Indonesia Masih Minim

KOMPAS.com – Kanker menjadi salah satu penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Mengutip situs resmi Departemen Kesehatan, data Globocan menyebutkan pada 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian.

Satu dari 5 laki-laki di dunia mengidap kanker. Sementara itu, 1 dari 6 perempuan di dunia juga mengidap penyakit ini. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan di dunia meninggal karena kanker.

Namun sayangnya, fasilitas dan tenaga ahli terkait kanker di Indonesia masih tergolong minim. Hal itu diungkapkan oleh Dokter Radiasi Onkologi (Kanker) dari RS Siloam, dr Denny Handoyo Kirana, Sp.Onk.Rad.

“Fasilitas public untuk pengobatan kanker masih sangat kurang. Proporsi antara jumlah penderita kanker dengan fasilita dan tenaga medis di bidang kanker sangat jauh,” tutur Denny kepada Kompas.com, Rabu (5/2/2020).

Dibanding negara-negara lain, lanjut Denny, fasilitas untuk pengobatan kanker di Indonesia masih jauh tertinggal.

“Rumah sakit khusus kanker saat ini hanya ada dua di Indonesia, yaitu RS Dharmais milik negara dan RS Siloam MRCCC milik swasta. Bandingkan dengan China, yang punya 100 rumah sakit khusus kanker,” paparnya.

Begitupun di negara-negara tetangga yang berlokasi di Asia Tenggara. Denny menyebutkan, di negara-negara tetangga, pusat kanker menjadi primadona.

“Pusat kanker menjadi primadona, karena pasien kanker semakin banyak,” lanjutnya.

Pada Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada 4 Februari lalu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) meresmikan Pelayanan Kanker Terpadu (PKaT) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Hal ini dinilai positif oleh Denny.

“Klinik dan pelayanan terpadu memang penting. Tapi sebetulnya kanker butuh fasilitas lebih dari itu. Peralatannya kompleks. Kalau hanya klinik sepertinya tidak cukup,” tambah ia.

Angka kejadian

Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136,2 per 100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia menempati urutan ke-23.

Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki-laki adalah kanker paru, yaitu sebesa 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10.9 per 100.000 penduduk.

Untuk pria di Indonesia, angka kejadian tertinggi diikuti oleh kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 7,6 per 100.000 penduduk.

Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara, diikuti dengan kanker leher rahim. Perbandingan angka kejadian untuk kanker payudara adalah 42,1 per 100.000 peduduk, dengan angka kematian 17 per 100.000 penduduk.

Sementara itu, angka kejadian kanker leher rahim yaitu 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.

https://sains.kompas.com/read/2020/02/05/190400423/fasilitas-untuk-pengobatan-kanker-di-indonesia-masih-minim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke