Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Hazmat Suit, Pakaian Pelindung untuk Evakuasi WNI dari Wuhan

Saat sampai di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, rombongan WNI disambut petugas gabungan yang menggunakan pakaian antivirus atau pakaian steril berwarna putih, biru, dan kuning. Pakaian ini namanya hazmat suit.

Pakaian yang sangat tertutup dan tampak seperti baju astronot ini bukan tanpa alasan dikenakan.

Hazmat suit dapat melindungi tubuh dari potensi paparan virus apapun, termasuk virus corona Wuhan atau novel coronavirus (2019-nCoV).

Hazmat suit dikenakan seluruh petugas di seluruh dunia yang menangani wabah menular, termasuk Ebola, Sars, Mers, dan juga flu burung.

Dilansir Independent, nama hazmat suit adalah kependekan dari "Hazardous material suit".

Pakaian ini dirancang khusus untuk melindungi pemakainya terhadap bahan atau zat berbahaya, termasuk bahan kimia, agen biologi, dan virus.

Hazmat suit merupakan alat pelindung diri (APD) yang sering digunakan oleh petugas medis dan dokter yang merawat pasien.

Orang yang mengenakan Hazmat suit juga menggunakan pelengkap lain berupa kacamata dan sarung tangan.

Semua fasilitas kesehatan, organisasi, dan lembaga memiliki prosedur untu memakai APD dan hazmat suit saat beroperasi di daerah yang terkontaminasi.

Menurut laporan yang ditulis di jurnal National Centre for Biotechnology Information (NCBI), hazmat suit dibuat dengan beberapa material seperti polietilena, kain spunbond, dan meltblown.

Cara kerja hazmat suit

Hazmat suit dirancang untuk tahan air dan dipastikan agen atau zat apapun tak dapat menyentuh pemakainya.

Pakaian ini dibuat untuk mencegah penularan patogen atau virus yang terkandung dalam darah dan cairan tubuh pasien.

Untuk diketahui, virus dalam darah dan cairan tubuh pasien dapat masuk ke tubuh seseorang melalui kulit yang rusak atau selaput lendir seperti mata, hidung, dan mulut.

Ketika seseorang mengenakan hazmat suit, seperti para petugas gabungan yang menyambut WNI dari China, maka tubuh orang yang mengenakan akan terlindung dari infeksi virus corona.

Cara memakai dan melepaskan harus sesuai prosedur

Hazmat suit harus dipakai dalam urutan yang benar dan butuh pelatihan khusus. Pasalnya, jika cara memakainya salah maka potensi terinfeksi virus akan muncul.

Wartawan Bloomberg, Brenden Greeley pernah memperhatikan cara memakai hazmat suit yang diperagakan CDC. Dia memperkirakan, mengenakan hazmat suit butuh waktu sampai setengah jam.

Pakaian ini dipakai setelah pakaian normal. Setelah itu baru menggunakan sarung tangan, lengan, tudung sepatu, dan masker wajah untuk memastikan tidak ada celah yang bisa dimasuki virus.

Bagian pergelangan tangan, pergelangan kaki, wajah, leher, dan pinggang kemudian dikunci.

Tak cuma saat mengenakan. Melepaskan hazmat suit juga harus diperhatikan keamanannya. Jangan sampai mencemari kulit atau pakaian yang menempel di tubuh.

CDC memiliki dua metode untuk melepaskan pakaian pelindung dengan aman.

Pertama melepaskan sarung tangan tanpa menyentuh bagian luar. Semua bagian luar dianggap terkontaminasi setelah pemakai melakukan kontak dnegan pasien yang terinfeksi.

Kemudian hazmat suit dilepas dengan cera menggulung ke bawah, dari ujung ke ujung.

Protokol menyatakan, APD harus dilepas sebelum keluar dari area isolasi.

Pedoman CDC menekankan, bagian depan respirator tidak boleh disentuh dan tangan harus dicuci saat mengenakan dan melepaskan semua pakaian.

https://sains.kompas.com/read/2020/02/02/180200523/mengenal-hazmat-suit-pakaian-pelindung-untuk-evakuasi-wni-dari-wuhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke