KOMPAS.com – Virus corona (2019-nCoV) yang tengah mewabah belum pernah terdeteksi oleh manusia. World Health Organization (WHO) pun menyatakan virus ini sebagai pneumonia of unknown etiology di Wuhan, China.
Dokter Spesialis Paru RS Awal Bros Bekasi Timur, dr Annisa Sutera Insani, SpP menyebutkan bahwa virus corona ditransmisikan secara zoonotic atau antara hewan ke manusia.
Di Wuhan, sebagian besar pasien pneumonia of unknown etiology memiliki kesamaan pernah bepergian ke pasar hewan laut. Infeksi ini mungkin dapat terjadi karena faktor higienitas.
Annisa menyatakan bahwa gejala yang timbul dari virus tersebut adalah demam, lemas, batuk, dan sesak atau kesulitan bernapas. Beberapa kondisi ditemukan lebih berat.
Orang dengan lanjut usia atau sedang memiliki penyakit penyerta lainnya memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi.
“Adapun dampak terburuk yang dapat terjadi adalah infeksi berat (sepsis), kondisi shock, gagal pernapasan, dan meninggal dunia,” tutur Annisa seperti dikutip dari rilis kepada Kompas.com, Senin (27/1/2020).
Oleh karena itu, lanjut Annisa, kita perlu mengetahui beberapa indikasi yang dapat menyatakan kita sebagai suspek (terduga) virus corona. Berikut beberapa di antaranya:
1. Pasien dengan gejala yang telah disebutkan sebelumnya namun dalam kondisi yang berat dan membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tanpa etiologi (bakteri atau virus) yang jelas. Pasien minimal memenuhi satu dari kriteria sebagai berikut:
- Riwayat perjalanan ke Wuhan, China, selama 14 hari terakhir
- Pasien merupakan petugas kesehatan yang merawat pasien infeksi akut respirasi yang berat
2. Pasien dengan kondisi gejala yang disebutkan sebelumnya dan minimal memiliki satu kriteria sebagai berikut:
- Kontak erat dengan pasien probable case nCoV selama 14 hari terakhir
- Berkunjung ke pasar hewan hidup di Wuhan, China
- Pengunjung atau petugas kesehata di rumah sakit yang menangani kasus nCoV tersebut.
Tindakan medis yang dapat dilakukan jika seseorang mengalami gejala-gejala terjangkit virus corona terbaru adalah dengan melakukan foto toraks.
Jika hasil foto toraks sesuai gambaran pneumonia dan ada kriteria suspek, maka sebaiknya dilakukan uji diagnostik yang dapat dilakukan melalui swab tenggorokan atau pemeriksaan dahak.
“Jadi, sebaiknya pasien yang memiliki gejala virus corona ini dirujuk ke rumah sakit rujukan. Jika tidak bisa dirujuk, segera kunjungi rumah sakit lainnya dan sebaiknya pasien harus dirawat di ruang isolasi dan lakukan foto toraks berkala, terapi simptomatik, terapi cairan, ventilator mekanik (bila terjadi gagal pernapasan). Dan jika gejala disertai infeksi bakteri, maka pasien dapat diberikan antibiotik,” papar Annisa.
Ia mengatakan belum ada vaksin yang spesifik untuk virus nCoV atau virus corona jenis terbaru tersebut. Maka dari itu, hal yang bisa dilakukan adalah:
1. Melakukan kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung, dan mata serta setelah memegang instalasi publik.
2. Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci dengan air dan kerangkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, gunakan alkohol 70-80 persen handrub.
3. Menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk. Ketika memiliki gejala saluran pernapasan, gunakan masker dan segera berobat ke fasilitas layanan kesehatan.
https://sains.kompas.com/read/2020/01/27/130300523/apakah-anda-suspek-virus-corona-ini-indikasinya