KOMPAS.com - Kenaikan suhu akibat perubahan iklim telah memengaruhi kondisi alam planet. Kondisi ini diklaim berpotensi membangkitkan virus kuno yang membeku di gletser tertua di Bumi.
Pada 2015, tim ilmuwan dari Amerika dan China melakukan perjalanan ke dataran tinggi Tibet barat untuk mengumpulkan sampel es dari gletser tertua di Bumi, seperti melansir Science Alert, Kamis (23/1/2020).
Dalam makalah yang diterbitkan para ilmuwan pada awal bulan ini, merinci hasil penemuan dan penelitian tersebut.
Para ilmuwan ini mengambil sampel es yang diambil dengan cara mengebor ke dalam gletser hingga kedalaman 50 meter untuk mendapatkan dua inti es.
Tim ilmuwan AS dan China menemukan 28 kelompok virus baru di es yang berusia 15.000 tahun. Mereka memperingatkan, perubahan iklim dapat membebaskan virus kuno itu ke dunia modern.
Sampel es yang diambil dari gletser tertua tersebut kemudian menjalani prosedur tiga tahapan dekontaminasi. Selanjutnya, para peneliti menggunakan teknik mikrobiologi untuk mengidentifikasi mikroba yang terdapat dalam sampel es.
Studi dilakukan dengan menetapkan prosedur pengambilan sampel mikroba dan virus yang sangat bersih dari gletser tersebut.
Seperti yang ditunjukkan tim peneliti pada makalah tersebut, perubahan iklim saat ini mengancam kemampuan untuk membuat katalog bentuk kehidupan kecil itu secara lengkap.
Tak hanya itu, perubahan iklim juga mengancam kemampuan manusia agar dapat tetap aman dari sesuatu yang berbahaya.
Menurut para ilmuwan, mencairnya es dapat menyebabkan hilangnya mikroba dan virus kuno yang dapat menjadi informasi tentang kondisi perubahan iklim Bumi di masa lalu.
Kendati demikian, skenario terburuk dari mencairnya es pada gletser tertua di Bumi, yakni dapat menyebabkan terlepasnya patogen ke lingkungan.
https://sains.kompas.com/read/2020/01/23/193300023/perubahan-iklim-bangkitkan-virus-kuno-yang-terperangkap-dalam-es