Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pakar Temukan 4 Pola Penuaan Manusia, Setiap Orang Berbeda

Sebagian orang mungkin tetap memiliki hati yang kuat tetapi ginjalnya mulai gagal. Namun, sebagian yang lain mengalami hal sebaliknya.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah setiap orang memiliki pola penuaan yang berbeda?

Dilansir Live Science, Jumat (17/01/2020), sebuah tim peneliti telah melakukan studi dengan mengurutkan 43 orang tua ke dalam kategori penuaan atau sering disebut ageotypes.

Urutan disusun berdasarkan sampel biologis yang dikumpulkan selama dua tahun, seperti darah, zat peradangan, mikroba, bahan genetik, protein dan produk sampingan dari proses metabolisme.

Hasilnya, dengan melacak bagaimana sampel berubah dari waktu ke waktu, tim mengidentifikasi sekitar 600 tanda penuaan.

Selain itu, tim juga telah mengidentifikasi empat kategori penuaan, yaitu kekebalan, ginjal, hati, dan metabolisme.

Beberapa orang mengalami penuaan dari kategori pertama sedangkan beberapa lainnya mengalami penuaan dari kategori ke-empat.

Oleh karena itu, studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine ini menyimpulkan bahwa setiap individu akan mengalami penuaan yang berkembang dengan kecepatan yang berbeda di jaringan yang berbeda-beda juga, tergantung sistem biologis pada usianya.

Namun, menurut Michael Snyder, seorang profesor dan ketua genetika di Stanford University School of Medicine di California mengatakan bahwa pada saat ini, kemungkinan kategori tersebut akan bertambah.

Hal ini dibuktikan dari salah satu peserta dalam penelitian yang mengalami penuaan pertama pada kardiovaskular, otot pada jantungnya menumpuk keausan pada tingkat yang lebih besar daripada bagian lain dari tubuh mereka.

"Jika kita ([mensurvei) 1.000 orang, saya yakin kita akan menemukan cardio agers lain dan kategori itu akan didefinisikan lebih baik," ujarnya.

Selain itu, Synder juga mengatakan jika semakin banyak penelitian, maka akan lebih banyak pola penuaan yang akan bermunculan.

Tanda penuaan individu

Di masa lalu, para ilmuwan juga telah berburu tanda-tanda penuaan dalam kumpulan data yang sangat besar untuk populasi besar.

Para peneliti menunjukkan tanda-tanda penuaan dengan membandingkan data dari orang muda dengan orang yang lebih tua.

"Tetapi untuk individu, data semacam itu hanya menangkap momen tertentu dalam waktu. Itu tidak bisa mengungkapkan bagaimana orang tertentu dapat berubah seiring bertambahnya usia," sambung Snyder.

Dalam pengaturan klinis, itu merupakan penanda berbasis populasi sehingga bukan ukuran terbaik untuk menentukan bagaimana seorang pasien menua atau kombinasi perawatan medis apa yang paling cocok untuk mereka.

Snyder dan rekan penulisnya berharap untuk belajar perbedaan tanda penuaan antar individu dengan melacaknya dari waktu ke waktu.

Partisipan studi mereka berkisar dari 29 hingga 75 tahun dan menyediakan setidaknya lima sampel biologis selama dua tahun. Bahkan dalam jangka waktu yang relatif singkat itu, beberapa pola penuaan muncul.

Sebagai contoh, kategori usia imunologis mengumpulkan lebih banyak penanda peradangan melalui waktu.

Sementara kategori usia metabolik menghasilkan lebih banyak gula dalam darah mereka, yang menunjukkan bahwa tubuh mereka memetabolisme glukosa dengan kurang efisien.

Mirip dengan skor pada tes kepribadian, "profil" penuaan masing-masing individu termasuk kombinasi sifat, dicampur dan dicocokkan dari berbagai umur.

Akhirnya, Snyder dan rekan penulisnya berencana untuk mengikuti peserta penelitian untuk melihat bagaimana profil penuaan mereka berubah seiring waktu.

Mereka juga bertujuan untuk mengembangkan tes ageotype sederhana yang dapat digunakan di kantor dokter untuk menilai status kesehatan pasien sehingga mengarahkan mereka untuk memilih pengobatan terbaik.

"Ada obat-obatan dan berbagai jenis intervensi diet dan intervensi gaya hidup yang memungkinkan untuk memodulasi beberapa proses penuaan ini," Dr. James Kirkland, seorang gerontologis dan kepala Pusat Kogod tentang Penuaan di Klinik Mayo di Rochester, Minnesota, kepada NBC News.

Menurut Kirkland, untuk menerapkannya dengan benar, kita harus mengetahui orang yang menerapkan obat atau intervensi diet yang paling menguntungkan.

Sementara obat-obatan, diet, dan rezim olahraga yang ada dapat menargetkan beberapa tanda penuaan, penanda lain belum sepenuhnya dipahami.

Misalnya, selama penelitian Snyder, 12 orang menandakan fungsi ginjalnya yang buruk dan menurun, delapan di antaranya memakai statin atau obat penurun kolestrol.

Delapan orang yang memakai statin mengalami penurunan kreatinin, atau limbah kimia dalam ginjal. Hal ini menunjukkan bahwa obat juga dapat meningkatkan fungsi ginjal mereka, meskipun tidak jelas mengapa peningkatan juga menurun pada empat orang tambahan.

Tim juga menemukan bahwa konsentrasi beberapa mikroba tampaknya berubah seiring bertambahnya usia, tetapi belum diketahui bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kesehatan.
Synder juga menjelaskan, mikroba tertentu dapat berkembang biak sebagai respons terhadap perubahan terkait usia dalam tubuh, sementara yang lain membantu mendorongnya.

Para penulis juga melihat perbedaan dalam bagaimana orang diabetes dan pra-diabetes berusia dibandingkan dengan orang yang sensitif terhadap insulin, tetapi tidak jelas apakah penanda ini menunjukkan perbedaan bermakna dalam status kesehatan.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa insulin memainkan peran sentral dalam penuaan di seluruh dunia hewan, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi pengaruhnya yang tepat terhadap penuaan manusia.

Untuk saat ini, ageotypes menyajikan banyak pertanyaan tentang penuaan manusia.

Para ilmuwan juga memahami apa arti berbagai penanda penuaan, dokter akan terus mengandalkan penilaian tanda vital standar untuk melacak kesehatan pasien dari waktu ke waktu.

"Dalam waktu dekat, mungkin ageotypes dapat memotivasi orang untuk merawat lebih baik area tubuh mereka yang tampaknya lebih cepat menua daripada yang lain," sambung Snyder.

Misalnya, jika seseorang sesuai dengan profil kategori kardiovaskular, mereka mungkin fokus pada peningkatan kesehatan kardiovaskular mereka dan menjalani tes medis yang relevan untuk memeriksa kemajuan mereka.

"Ketika kami mengumpulkan lebih banyak informasi, kami akan lebih mampu mengikuti bagaimana orang menjadi tua, (serta) intervensi apa yang mereka lakukan yang benar-benar mengurangi penuaan mereka," kata Snyder.

https://sains.kompas.com/read/2020/01/20/170000923/pakar-temukan-4-pola-penuaan-manusia-setiap-orang-berbeda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke