Diberitakan sebelumnya, ahli meteorologi senior AccuWeather Eric Leister mengatakan, fenomena ini dipengaruhi oleh badai dahsyat dari Eropa Selatan dan Mediterania.
"Badai dahsyat terlacak dari Eropa Selatan dan Mediterania ke Timur Tengah pekan lalu. Hal ini membawa udara dingin di Tabuk dan mengakibatkan salju turun," jelas ahli meteorologi senior AccuWeather Eric Leister.
Apakah hanya itu yang menyebabkan salju turun di Arab?
Menurut Dodo Gunawan, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, fenomena ini adalah bukti nyata dampak perubahan iklim.
"Kejadian tersebut menandakan dampak perubahan iklim yang sudah nyata. Peristiwa-peristiwa ekstrem, termasuk salju yang turun di luar kebiasaan tempatnya adalah dampak dari perubahan iklim," kata Dodo kepada Kompas.com, Kamis (16/1/2020).
Dodo menjelaskan, secara musim memang saat ini belahan bumi utara sedang mengalami musim dingin.
Penyebab turunnya salju pada lokasi yang bukan tempat permanen menandakan suhu pada lapisan atmosfer lebih dingin dari biasanya.
"Sehingga awan-awan cenderung turun dalam keadaan masih berbentuk salju, karena kondisi udaranya yang dingin" jelas Dodo.
"Di waktu-waktu mendatang dapat terjadi (salju turun di negara selain Arab). Ini sejalan dengan iklim yang terus berubah, akan terjadi terus dampaknya terhadap kondisi atmosfer," ungkapnya.
Dodo memperkirakan, fenomena serupa seperti salju turun di Arab juga akan terjadi lintang yang lebih rendah.
"Kemungkinan fenomena serupa (salju) bisa turun di lintang yang lebih rendah, seperti yang pernah turun di Yunani," paparnya.
Di sosial media, banyak orang yang tinggal di Arab Saudi membagikan kondisi terkini.
Ada yang membuat rekaman unta berjalan di atas salju, warga bermain salju, atau hanya lanskap putih bersih.
Pada April 2019, negara tersebut juga pernah diberitakan mengalami salju.
Sementara di daerah timur seperti Uni Emirat Arab, dilanda hujan deras yang menyebabkan wilayah Dubai dan Sharjah banjir.
"Sistem badai ini bergerak ke arah timur sehingga menyebabkan banjir mematikan dan salju lebat," kata Leister.
https://sains.kompas.com/read/2020/01/16/132400823/bmkg--fenomena-salju-di-tabuk-arab-saudi-bukti-nyata-perubahan-iklim