Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dikenal Kecil dan Tangguh, Kini Ilmuwan Temukan Kelemahan Tardigrade

Melansir Live Science, diketahui terdapat sekitar 1.300 spesies yang diketahui, sebagian besar di antaranya memiliki panjang 0,3 dan 0,5 milimeter.

Sebagian besar habitat tardigrade berada di lingkungan basah, seperti di sedimen laut, air tawar, lumut, dan alga, serasah daun, gunung berapi lumpur, dari khatulistiwa ke kutub.

Mereka juga memiliki tubuh seperti barel yang kecil dan gemuk, dengan delapan kaki kecil kekar sehingga terlihat seperti hewan yang sedikit kaku dan menggemaskan daripada apa pun.

Agar tetap aktif, tardigrade perlu dikelilingi oleh lapisan air.

Ketika mereka melakukan hibernasi, mereka akan menarik kepala dan kaki, sehingga tubuhnya hampir benar-benar kering. Bentuk ini dikenal sebagai tun.

Hibernasi ekstrem yang dilakukan sangat efektif bagi mereka. Bagaimana tidak, tardigrade telah selamat dari lima kepunahan massal dalam sejarah bumi.

Selain itu, Ketika keadaan sedang buruk, mereka akan mengeringkan diri dan mengkonfigurasi ulang tubuh mereka lalu mati suri selama bertahun-tahun. Kondisi ini sering disebut dessication.

Hewan ini juga tetap kebal walaupun Anda melempar apa saja kepada mereka, seperti suhu beku, nol oksigen, tekanan tinggi, ruang hampa udara, radiasi kosmik, dan bahkan direbus.

Cara Memusnahkan Tardigrades

Sebuah studi pada 2017 menemukan satu-satunya cara untuk memusnahkan mereka, yaitu dengan merebus lautan bumi. Namun, cara ini diharapkan tidak akan terjadi.

Akhirnya, sebuah penelitian baru mengungkapkan organisme mungil ini mungkin memiliki kelemahan paparan jangka panjang terhadap suhu tinggi, bahkan dalam keadaan kering.

Semakin lama suhu dipertahankan, semakin tinggi peluang musnahnya Tardigrade.

Selain itu, seorang penulis dari penelitian mengatakan pentingnya memahami dampak kenaikan suhu bumi yang disebabkan oleh perubahan iklim antropogenik pada semua makhluk di bumi.

Salah satu dampaknya adalah perubahan bagi kehidupan tanaman dan hewan. Oleh karena itu, beberapa spesies diharapkan mampu mengatasi perubahan, seperti kecoak yang dikenal sangat kuat dan mudah beradaptasi.

Namun, tidak bagi tardigrade. Makhluk-makhluk mungil ini justru mengalami kesulitan saat perubahan iklim.

Studi pada 2018 menemukan bahwa spesies Antartika tardigrade yang bernama Acutuncus antarcticus berisiko punah jika terjadi perubahan iklim.

Pada saat ini juga, terdapat spesies tardigrade kedua, Ramazzottius varieornatus, telah menunjukkan kelemahan yang sama.

Seorang ahli biologi, Ricardo Neves dari University of Copenhagen di Denmark mengatakan, penelitian ini diperoleh dari spesies yang hidup di talang atap rumah di Niva, Denmark.

"Kami mengevaluasi efek paparan terhadap suhu tinggi pada tardigrade aktif dan kering, dan kami juga menyelidiki efek periode aklimasi singkat pada hewan aktif," ujar Neves.

Bahkan, untuk tardigrade aktif yang belum terbiasa dengan suhu yang lebih tinggi, populasi dapat meningkatkan kematian sebesar 50 persen setelah menghabiskan 24 jam hanya dalam 37,1 derajat Celsius.

Percobaan tambahan juga mengungkapkan makhluk itu akan mati jauh lebih cepat ketika suhu diputar lebih tinggi lagi.

Sebelumnya, sebuah penelitian tahun 2006 menunjukkan tardigrade yang dikeringkan dapat bertahan pada suhu hingga 151 derajat Celcius hingga setengah jam.

"Dari penelitian ini, kita dapat menyimpulkan tardigrade aktif rentan terhadap suhu tinggi, meskipun tampaknya makhluk ini akan dapat menyesuaikan diri dengan peningkatan suhu di habitat alami mereka," kata Neve .

Sementara tardigrade yang dikeringkan jauh lebih tangguh dan tahan suhu yang jauh lebih tinggi daripada yang dimiliki oleh tardigrade aktif.

"Namun, waktu paparan jelas merupakan faktor pembatas yang membatasi toleransi mereka terhadap suhu tinggi," sambung dia.

https://sains.kompas.com/read/2020/01/15/173200023/dikenal-kecil-dan-tangguh-kini-ilmuwan-temukan-kelemahan-tardigrade

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke