Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BMKG Bantah Isu Adanya Megathrust di Selat Makassar

KOMPAS.com - Beredar isu gempa maha dahsyat akan terjadi di Selat Makassar karena adanya Zona Megathrust di wilayah ini.

Isu tersebut akhir-akhir ini cukup viral di media sosial. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan tegas membantah isu tersebut.

Menurut Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, zona tersebut tidak ada di Selat Makassar.

Dalam rilisnya, Sabtu (11/1/2020), wilayah Pulau Sulawesi memang merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks.

Sebab, wilayah ini memiliki tingkat aktivitas gempa yang tinggi. "Disebut kompleks karena memiliki banyak sebaran sumber gempa dengan berbagai mekanisme," ujar Daryono.

Dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia yang diterbitkan pada 2017 oleh Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN), Pulau Sulawesi memiliki 48 struktur sesar aktif.

Selain itu, satu Zona Megathrust yang berhadapan dengan wilayah pesisir pantai Sulawesi Utara, Gorontalo dan sebagian Sulawesi tengah bagian utara.

Megathrust Sulawesi Utara merupakan sumber gempa memiliki potensi memicu gempa kuat.

Adanya Sesar Naik Selat Makassar

Daryono menjelaskan megathrust adalah istilah untuk menyebut sumber gempa di zona penunjaman lempeng. Tepatnya, lajur subduksi landai dan dangkal.

Sedangkan di Selat Makassar, kata dia, tidak ada aktivitas penunjaman lempeng (Pate subduction).

"Akan tetapi, yang ada adalah sumber gempa Makassar Strait Thrust yang artinya Sesar Naik Selat Makassar," imbuh Daryono.

Sulawesi, kata dia, memang merupakan wilayah rawan gempa. Mengingat wilayahnya banyak terdapat sumber gempa.

"Namun demikian, potensi gempa harus disampaikan kepada masyarakat apa adanya, sesuai fakta tidak berlebihan hingga menimbulkan kecemasan masyarakat," sambung Daryono.

Daryono kembali menegaskan adanya potensi gempa dan tsunami di Sulawesi tidak perlu membuat masyarakat merasa khawatir berlebihan.

"Meskipun tinggal di daerah rawan gempa, kita tetap dapat hidup dengan aman dan nyaman," ucap dia.

Sebab, semua informasi terkait potensi gempa dan tsunami harus direspon dengan langkah nyata untuk meminimalisir dampak.

"Karena yang paling penting dan harus dibangun adalah mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas stakeholder dan masyarakat, serta menyiapkan infrastrukturnya yang tahan gempa," jelas dia.

Bukan hanya Indonesia, sejumlah negara yang memiliki kerawanan tinggi terhadap gempa dan tsunami, juga memperkuat basis mitigasi bencana.

Di antaranya negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, China, dan Selandia Baru. Negara-negara tersebut adalah negara rawan gempa dengan sumber gempa yang aktif dan kompleks.

"Tetapi mereka berusaha memitigasinya hingga mereka menjadi negara maju dan terus berkembang," imbuh Daryono.

https://sains.kompas.com/read/2020/01/11/150500523/bmkg-bantah-isu-adanya-megathrust-di-selat-makassar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke