KOMPAS.com - Cahaya utara atau yang disebut aurora borealis memiliki daya pikat dramatis, magis, yang tak tertandingi.
Aurora borealis dapat dilihat di bagian utara Bumi. Namun, tak semua orang yang datang ke sana dapat melihat si cahaya utara dengan mudah.
Faktanya, banyak orang yang sudah pergi jauh ke lokasi pengamatan aurora, tidak dapat menikmati fenomena cantik ini.
Dari sekian banyak orang, pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina beruntung karena dapat menikmati keelokan aurora borealis di Islandia.
Pengalaman tersebut dibagikan lewan akun instagram mereka @raffinagita1717.
Mereka mengaku menunggu selama berjam-jam hingga dapat menikmati aurora.
"Aurora Alhamdulillah. Dari jam 9 malem nungguin sampe 3x pindah akhirnya nemu juga jam 12-1 malem !!!! hehee tapi kasian Rafathar udah gak kuat dan tidur di mobil ... Besok Beruburu Aurora lagi , siapa tau Rafathar bisa foto pas ada Aurora bareng," tulis akun @raffinagita1717.
Terbentuknya aurora borealis
Dilansir Space.com (11/10/2017), pusat tata surya kita adalah matahari.
Banyak medan magnet yang terdistorsi dan berputar mengitari matahari. Ketika masing-masing medan magnet itu terhubung, mereka menimbulkan ledakan yang disebut sunspot.
Ukuran sunspot beragam, yang terbesar bisa mencapai diameter Bumi.
Di pusat matahari, suhunya mencapai 15 juta derajat Celsius.
Saat suhu di permukaan matahari naik turun, matahari mendidih dan bergelembung.
Partikel-partikel dari sunspot, melemparkan partikel plasma yang dikenal sebagai angin matahari ke ruang angkasa.
Untuk mencapai Bumi, angin matahari memerlukan waktu 40 jam. Nah, dalam proses itu, angin matahari menyebabkan munculnya aurora borealis yang sangat indah.
Aurora tak hanya terjadi di Bumi, tapi juga di planet lain di tata surya kita, dan mungkin planet ekstrasurya.
Planet raksasa seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus memiliki atmosfer tebal dan medan magnet yang kuat. Di planet tersebut juga ada aurora, meski berbeda dengan yang tampak di Bumi.
Venus memiliki aurora yang dihasilkan oleh medan magnetnya yang memanjang, namanya magnetotail.
Mars yang memiliki atmosfer tipis juga memiliki aurora lokal. Pesawat ruang angkasa Maven milik NASA pernah menemukan aurora belahan bumi utara yang tersebar luas di Mars.
Warna pada aurora borealis
Warna yang paling sering muncul pada aurora borealis adalah merah muda, hijau, kuning, biru, ungu, putih, dan terkadang oranye.
Biasanya, ketika partikel bertabrakan dengan oksigen, warna kuning dan hijau muncul.
Ketika partikel berinteraksi dengan nitrogen, muncul warna merah, ungu, dan kadang biru.
Jenis tabrakan juga membuat perbedaan pada warna yang muncul di langit.
Sebagai contoh, nitrohen atom membuat warna biru, sedangkan nitrogen molekuler menghasilkan warna ungu.
Warnanya juga dipengaruhi oleh ketinggian.
Cahaya hijau biasanya muncul pada ketinggian 241 kilometer, merah pada ketinggian 241 kilometer, biru pada ketinggian 96,5 kilometer, dan ungu di atas ketinggian 96,5 kilometer.
Cahaya ini dapat bermanifestasi sebagai pita cahaya statis atau ketika cahaya matahari sangat kuat dapat membuat tirai yang senantiasi berubah warna.
Di mana bisa melihat aurora dan kapan?
Tempat terbaik melihat cahaya utara adalah di Alaska dan Kanada Utara.
Selain itu, Norwegia, Swedia, dan Finlandia juga dapat menajdi pilihan untuk melihat aurora.
Aurora borealis disebut selalu ada setiap malam. Namun, musim dingin adalah waktu terbaik untuk melihatnya karena tingkat polusi cahaya yang lebih rendah dan udara yang jernih dan segar.
September, Oktober, Maret dan April adalah bulan terbaik untuk melihat aurora borealis.
Cahaya aurora diketahui lebih terang dan lebih aktif hingga dua hari setelah aktivitas sunspot mencapai puncaknya.
Beberapa lembaga, seperti NASA dan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional, juga memantau aktivitas matahari dan mengeluarkan pemberitahuan ketika aurora diprediksi akan muncul.
https://sains.kompas.com/read/2020/01/10/210300223/raffi-dan-nagita-lihat-aurora-bagaimana-sih-cahaya-utara-ini-tercipta