Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gerhana Bulan Penumbra : Kenapa Shalat Gerhana Tidak Perlu Digelar?

KOMPAS.com - Langit Januari akan menampilkan lagi fenomena alam Gerhana Bulan Penumbra pada, Sabtu (11/1/2020).

Menurut Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), gerhana bulan terjadi saat Bumi, Bulan dan Matahari berada sejajar dalam satu garis lurus.

Ditinjau dari persepektif tiga dimensi dengan Bumi berada di antara Bulan dan Matahari.
Sebagai akibat dari kesejajaran tersebut, maka pancaran Matahari yang menuju ke bundaran Bulan akan terhalangi oleh Bumi.

Oleh karenanya, gerhana ini selalu terjadi pada malam hari. Karena ukuran Bumi lebih besar dari Bulan dan bergantung pada geometri pemblokiran sinar Matahari saat gerhana.

Maka pada saat itu, bagian Bumi manapun yang sedang mengalami malam hari dapat menyaksikan peristiwa Gerhana Bulan.

Dalam setiap tahun Hijriyyah terjadi 12 peristiwa oposisi Bulan-Matahari atau yang disebut istikhal dengan Bulan menempati salah satu di antara titik nodalnya.

Namun, tidak semua peristiwa tersebut menghasilkan Gerhana Bulan. Sebab orbit Bulan membentuk sudut 5° 14' terhadap ekliptika, sehingga Bulan tidak selalu menempati salah satu di antara titik nodalnya.

Lembaga Falakiyah telah melakukan hisab terhadap Gerhana Bulan tahun 1441 H. Hasilnya, ada sejumlah fase pada peristiwa Gerhana Bulan Penumbra yang jatuh pada Sabtu, (11/1/2020).

Awal gerhana akan dimulai pukul 00.07 WIB, pertengahan gerhana pada pukul 02.10 WIB dan fase Gerhana Bulan Penumbra akan berakhir pada pukul 04.12 WIB.

Fase-fase tersebut berlaku di seluruh wilayah Indonesia, sehingga tidak ada perbedaan antara lokasi satu dengan lokasi lain.

Kendati demikian, fase akhir Gerhana Bulan Penumbra tidak dapat diamati di Pulau Irian, sedangkan wilayah lainnya dapat melihat seluruh fase.

Berdasarkan hasil hisab, durasi gerhana bulan ini akan berlangsung selama empat jam lima menit.

Hasil hisab juga menunjukkan sepanjang tahun 1441 H akan terjadi tiga peristiwa Gerhana Bulan. Seluruhnya merupakan Gerhana Bulan Penumbra.

Masing-masing pada bulan Jumada Ula 1441 H / Januari 2020 Miladiyah, bulan Syawwal 1441 H / Juni 2020 Miladiyah dan bulan Dzulqaidah 1441 H / Agustus 2020 Miladiyah.

Tidak diikuti shalat gerhana

Lembaga pengamatan gerhana dari PBNU ini menjelaskan Gerhana Bulan Penumbra tidak menjadi dasar dilakukannya shalat Gerhana Bulan.

Sebab, secara fikih, shalat ini dapat digelar apabila gerhana tersebut merupakan kasat mata, sehingga terlihat jelas saat menggelapkan.

Lembaga Falakiyah juga tidak menginstruksikan digelarnya pengamatan bagi jajarannya, baik di wilayah maupun cabang.

Sedangkan pada Gerhana Bulan Penumbra yang akan terjadi esok malam, tidak seperti gerhana bulan pada umumnya.

Sebab, gerhana bulan ini sangat sulit dibedakan dengan penampakan bulan purnama biasa.

Maka dari itu, pada saat peristiwa Gerhana Bulan Penumbra pada esok malam, tidak akan diikuti dengan penyelenggaraan shalat gerhana bulan.

https://sains.kompas.com/read/2020/01/10/204550123/gerhana-bulan-penumbra-kenapa-shalat-gerhana-tidak-perlu-digelar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke