Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tampan, Pintar dan Kaya: Mengapa Reynhard Sinaga Melakukan Pemerkosaan?

KOMPAS.com – Pria asal Indonesia, Reynhard Sinaga, dihukum seumur hidup oleh Pengadilan Manchester di Inggris.

Reynhard diketahui melakukan 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria, dalam rentang waktu dua setengah tahun sejak 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.

Dari 159 kasus, terdapat 136 kasus pemerkosaan di mana sejumlah korban diperkosa berkali-kali.

Disebut pemerkosaan jika…

Psikolog klinis Jennyfer M.Psi., menyebutkan bahwa pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal yang berhubungan dengan seksual.

“Terjadi jika seorang individu memaksakan individu lain untuk melakukan hubungan seksual dalam bentuk penetrasi vagina atau anus dengan menggunakan penis, tangan, atau benda-benda lainnya secara paksa,” tutur Jennyfer kepada Kompas.com, Selasa (7/1/2020).

Disebut pemerkosaan, lanjut Jennyfer, jika aksi tersebut dilakukan dalam kondisi sadar maupun tidak sadar. Bukan atas dasar suka sama suka, baik dalam kekerasan maupun non kekerasan.

Motif pemerkosaan

Panduan yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) berjudul “Sexual Violence: Prevalence, Dynamics, and Consequences” menyebutkan bahwa hasrat seksual bukanlah satu-satunya alasan dilakukannya pemerkosaan.

“Pemerkosaan itu terkait dengan hasrat seksual. Namun motivasi di belakangnya berbeda-beda. Seperti yang dijelaskan WHO, bahwa motivasi seseorang memperkosa bisa karena power, anger, dominance, dan control,” tutur Jennyfer.

Motivasi pemerkosaan telah dianalisis oleh beberapa peneliti dan bisa disimpulkan sebagai berikut:

1. Kekerasan seksual merupakan aksi agresif. Faktor utama dari banyak kekerasan seksual adalah kekuatan dan kontrol terhadap korban, bukan hasrat seksual.

2. Seks menjadi medium yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan-perasaan non-seksual seperti kemarahan, ketidakberdayaan, kontrol, dominasi, dan kekuatan (power).

3. Kekerasan seksual digunakan untuk “menggantikan perasaan tidak berdaya, memperlihatkan kemampuan seksual, menegaskan identitas, menguatkan eksistensi diri di kalangan teman, mengurangi anxiety seksual, mendapatkan gratifikasi seksual, dan mengatasi frustasi.”

“Tidak semua orang yang punya kontrol dan kekuatan melakukan pemerkosaan. Maksudnya adalah ketika melakukan pemerkosaan, si pemerkosa merasa memiliki kontrol penuh atas korban, menguasai si korban, dan merasa memiliki kekuatan untuk melakukan apa saja terhadap korban,” papar Jennyfer.

Terkadang, lanjutnya, dalam beberapa kasus pemerkosaan bisa terjadi untuk menutup rasa inferior dari si pemerkosa dengan menunjukkan superior terhadap orang yang ia anggap lebih lemah atau tak berdaya.

Penyimpangan perilaku seksual

Terkait pemerkosaan beruntun yang dilakukan oleh Reynhard, dr Dharmawan Ardi Purnama, Sp.KJ selaku Dokter Spesialis Kejiwaan menjelaskan bahwa hal itu lebih dari sekadar pemenuhan kebutuhan seksual.

“Saat memerkosa dia merekam dan berkali-kali, itu berarti bukan sekadar kebutuhan seksual. Itu penyimpangan seksual. Dia mau melakukan itu dengan lawan yang tidak sadar,” tuturnya.

Penyimpangan perilaku seksual bukan berarti orientasi seksual.

“Bukan masalah orientasi seksualnya sebagai gay, tapi penyimpangan perilaku seksualnya. Perkosaan itu kan tindakan agresivitas, ditambah lagi dengan tindakan merekam dan fantasi seksual lainnya,” tutup dr Dharmawan.

Hal itu dibenarkan oleh Jennyfer. Menurut psikolog klinis tersebut, edukasi, finansial, dan fisik bukan merupakan patokan moralitasnya.

“Di sini lebih berbicara mengenai moralitas. Tidak ada jaminan bahwa seseorang yang memiliki edukasi yang baik, finansial yang baik, serta fisik yang menarik memiliki moralitas yang sebanding,” tuturnya.

Menurut Jennyfer, ada banyak kemungkinan yang bisa mendasari mengapa Reynhard lebih memilih memperkosa.

“Bisa saja karena ada kelainan seksual di mana ia memiliki fantasi untuk melakukan hubungan intim dengan pria heteroseksual, dan fantasinya diterapkan dalam dunia nyata. Pria heteroseksual tidak mau melakukan hubungan intim dengan seorang gay. Maka, Reynhard menggunakan cara tersebut untuk memenuhi fantasinya.”

“Tapi ini hanya kemungkinan. Butuh informasi lebih mendalam untuk mengetahui motif di balik tindakannya,” lanjut Jennyfer.

https://sains.kompas.com/read/2020/01/07/170223723/tampan-pintar-dan-kaya-mengapa-reynhard-sinaga-melakukan-pemerkosaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke