KOMPAS.COM-Anda mungkin pernah melihat petir dan mendengar guntur saat hujan maupun badai turun.
Namun, apakah Anda mengetahui bagaimana petir maupun guntur terjadi? Lantas, mengapa kilat petir terlihat duluan sebelum bunyi guntur terdengar?
Dilansir dari NSSL, petir adalah percikan listrik raksasa di atmosfer antara awan, udara, atau tanah. Petir dapat muncul di dalam awan badai atau di awan dan di darat.
Selain itu, petir dihasilkan karena terjadinya pelepasan listrik dari awan ke awan atau dari awan ke tanah.
Awalnya, udara berfungsi sebagai insulator, yaitu mencegah penghantaran listrik antara muatan positif dan negatif di awan dan antara awan dengan tanah.
Namun, ketika muatan yang berlawanan menumpuk, kapasitas isolasi udara ini rusak sehingga mengakibatkan pelepasan listrik yang menghasilkan sebuah petir.
Sementara itu, seperti dilansir dari MetLink, guntur adalah suara keras yang mengikuti kilatan petir.
Ketika udara tiba-tiba memuai karena dipanaskan oleh petir, bunyi menggelegar pun terjadi. Inilah yang disebut dengan guntur.
Lantas, kenapa bunyi guntur lebih lambat daripada kilatan petir?
Penjelasannya ada pada perbedaan kecepatan bunyi dan cahaya.
Kecepatan bunyi merambat di udara hanya sekitar 340 meter per detik. Bandingkan dengan kecepatan cahaya merambat di udara yang mencapai sekitar 299.000.000 meter per detik.
Artinya, kecepatan cahaya merambat di udara hampir 900.000 kali lipat dibandingkan dengan kecepatan rambat bunyi di udara.
Dengan memanfaatkan informasi ini, Anda pun dapat mengetahui seberapa jauh petir berada dengan menghitung detik antara melihat kilatan petir dan mendengar bunyi guntur, lalu membaginya dengan tiga.
Sebagai contoh, jika Anda mulai menghitung sejak melihat kilat dan mencapai 9 detik ketika mendengar bunyi guntur, maka petir terjadi sekitar 3 kilometer dari posisi Anda.
https://sains.kompas.com/read/2019/12/27/190400223/rahasia-alam-semesta-kenapa-kilat-petir-terlihat-dulu-sebelum-bunyi-guntur-