Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jaga Bumi, LIPI Tawarkan Konversi Biomassa Ganti Bahan Bakar Fosil

KOMPAS.com - Proses pengelolaan produk berbahan dasar fosil semakin mengkhawatirkan. Hal ini berdampak pada perubahan iklim dan pengasaman laut dunia secara massal.

Segala upaya mencari alternatif dari bahan baku fosil terus dilakukan oleh para peneliti, termasuk salah satunya peneliti Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. (Ris) Dr. Ir Euis Hemiati, M.Sc.

Menurut Euis, teknologi konversi biomassa menjadi bioethanol dan bioproduk adalah salah satu upaya untuk substitusi produk berbahan baku fosil.

Hal ini mengingat bahwa kebutuhan dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia terus mengalami peningkatan dari 67,5 juta kL (2015) menjadi 74 juta kL (2018).

"82 persen kebutuhan energi dunia saat ini dipenuhi dari sumber daya asal fosil. Sementara Indonesia mempunyai sumber daya biomassa yang melimpah yang dapat digunakan sebagai pengganti produk berbahan baku fosil," kata Euis.

Konversi biomassa

Dijelaskan Euis, biomassa adalah bahan biologis yang berasal dari makhluk atau organisme hidup. Konversi biomassa terdiri dari proses praperlakuan, hidrolisis dan fermentasi.

Biomassa yang digunakan yaitu berupa bagas tebu, daun tebu, tandan kosong kelapa sawit, pelepah kelapa sawit, jerami padi, bagas sorgum, dan tongkol jagung.

Penelitian praperlakuan menunjukkan kombinasi pemanasan gelombang mikro dengan asam (khususnya asam organik) memberikan hasil perolehan gula yang terbaik.

Waktu yang dibutuhkan lebih singkat (3-5 menit) dengan hasil fraksi turunan hemiselulosa yang dapat diolah untuk menghasilkan produk seperti furfural dan xilitol.

Pengembangan tekonlogi hidrolisis untuk menghasilkan gula meliputi proses hidrotermal dengan pemanasan gelombang mikro dan karbon aktif, proses termokimia dengan asam, karbon akitf dan pemanasan gelombang mikro serta proses enzimatis dengan penambahan surfaktan.

Selanjutnya, dilakukan proses fementasi menggunakan khamir.

Hasilnya, bioethanol dapat digunakan untuk substitusi bensin, industry farmasi, kosmetika, cat, detergen, tinta dan polimer.

Limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan ataupun industry pengolahan komoditas pertanian, perkebunan dan kehutanan dan lain-lain merupakan sumber yang potensial untuk menghasilkan energi dan berbagai bioproduk.

Sementara, bioproduk yang dapat disintesis menjadi poli asam laktat, lignin yang dapat disintesis menjadi perekat, serta lignosulfonat, biosurfaktan dan xilitol untuk bahan pemanis.

Untuk diketahui, potensi etanol yang dapat dihasilkan di Indonesia adalah 4,4 juta kL, xilitol 1,4 juta ton, dan lignin 3,8 juta ton.

Teknologi konversi biomassa untuk menghasilkan bioethanol dan bioproduk memang menjadi semakin penting.

Namun, kata Euis, pemanfaatan produk-produk tersebut secara komersial masih terkendala beberapa hal.

Seperti skala produksi, lokasi keberadaan bahan yang tersebar, kualitas bahan yang tidak seragam dan keekonomisannya, sehingga masih perlu dikaji lebih lanjut.

https://sains.kompas.com/read/2019/12/16/090300323/jaga-bumi-lipi-tawarkan-konversi-biomassa-ganti-bahan-bakar-fosil

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke