KOMPAS.com - Ilmuwan muda dinyatakan sebagai garda terdepan dalam dunia sains, termasuk negara Indonesia, dalam menuju satu abad Indonesia merdeka.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Eijkman Institute for Molecular Biology, Sangkot Marzuki, dalam acara bertajuk "Indonesia 2045: Meet Young Scienctists" di Perpustakaan Nasional, Sabtu (7/12/2019).
"Garda terdepan scientist saat ini berbeda dengan dahulu. Sekarang karena kecanggihan teknologi yang pesat, yang ditemukan saat ini bisa jadi tidak dipakai lagi nanti, karena terus menerus ada inovasi baru lagi," kata dia.
Menurut Sangkot, cara ilmuwan mengerjakan sains juga berbeda dari masa ke masa. Untuk menyongsong satu abad kemerdekaan Indonesia, kata Sangkot, bersama dengan berbagai lembaga membuat pertanyaan ilmiah yang krusial untuk masa depan Indonesia.
"Pertanyaan ilmiah mendasar yang memiliki nilai strategis untuk menjawab masalah-masalah utama yang dihadapi bangsa Indonesia, dan tersusun dalam delapan gugus," ujarnya.
Delapan gugus pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Identitas, keragaman dan budaya
2. Kepulauan, kelautan dan sumber daya hayati
3. Kehidupan, kesehatan dan nutrisi
4. Air, pangan dan energi
5. Bumi, iklim dan alam semesta
6. Bencana dan ketahanan masyarakat terhadap bencana
7. Material dan sains komputasi
8. Ekonomi, masyarakat dan tata kelola
"Kedelapan gugusan pertanyaan inilah yang dapat membuat garda terdepan bisa menjadikan Indonesia bersatu, berdaulat, adil, makmur, sejahtera, unggul, kompetitif dan disegani dunia. Dari kedelapan gugus pertanyaan itu, identitas, keragaman dan budaya adalah yang paling penting. Tetapi, pertanyaan ke enam yang menghubungkan social society, keseluruhan gugusnya," tutur Sangkot.
Namun, diakui Sangkot bahwa solusi yang ditawarkan dari jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut memiliki dampak besar dalam menjawab masalah sekaligus memajukan ilmu pengetahuan di Indonesia.
"Time frame menuju satu abad kemerdekaan Indonesia, bisa terwujud dengan mendayagunakan ilmuwan muda Indonesia, terutama yang terjaring lewat Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)," ujar dia.
Jawaban dari tantangan tersebut, dikatakan Sangkot, adalah arsitektur sains di dunia yang berubah dengan pesat sehingga menjadikan spesialisai keilmuan makin menyempit. Namun, batas antar disiplin ilmu pengetahuan kian kabur.
"Sehingga lahirlah berbagai bidan keilmuan baru dan maraknya penelitian lintas disiplin untuk menjawab tantangan di masyarakat saat ini," ucap dia.
Hal ini juga disebabkan karena tantangan dalam sains saat ini, kata dia, berubah seraya mempengaruhi intelektualitas, sosial dan budaya. Sementara Indonesia masih bergelut dengan rendahnya budaya ilmiah.
"Maka siap tak siap, Indonesia dan ilmuwan saat ini juga harus bisa menghadapi perubahan ini," tuturnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/12/10/130300523/ilmuwan-muda-garda-terdepan-menuju-satu-abad-indonesia-merdeka