Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sumbangsih Indonesia untuk Dunia, Eliminasi Virus Hepatitis B dan C

KOMPAS.com - Indonesia telah memberikan sumbangsih terbesar terhadap upaya eliminasi virus hepatitis. Ditargetkan Indonesia mampu mengeliminasi seluruh virus Hepatitis B dan C pada 2030.

Hal ini disampaikan oleh Prof Dr dr Rino Alvani Gani, SpPD-KGEH dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Universitas Indonesia, Sabtu (7/12/2019).

Berdasar data, Indonesia dinyatakan sebagai negara yang memberikan sumbangsih endemisitas hepatitis B sedang hingga tinggi di dunia.

Sumbangsih Indonesia untuk dunia

Rino menjelaskan, sejak 1970 Indonesia berkontribusi kepada dunia dalam mempelajari virus hepatitis B dan C melalui berbagai penelitian.

"Namun, sumbangsih terbesar negara Indonesia terhadap upaya eliminasi virus hepatitis adalah saat Indonesia bersama dengan Brazil dan Kolombia, mensponsori terbentuknya resolusi hepatitis yang kemudian diadopsi oleh World Health Assembly ke-63 pada tahun 2010," jelasnya.

Resolusi tersebut, kata dia, menyerukan pendekatan komprehensif terhadap pencegahan dan pengendalian virus hepatitis dan sekaligus menetapkan tanggal 28 Juli sebagai Hari Hepatitis Sedunia.

"Penetapan Hari Hepatitis Sedunia tersebut, sekaligus mendorong kesadaran komunitas internasional akan pentingnya virus hepatitis sebagai masalah kesehatan masyarakat dunia," ujarnya.

Sejak saat itu, upaya-upaya pencegahan dan pengendalian virus hepatitis terus bergulir hingga di tahun 2016 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadopsi strategi kesehatan global pertama tentang virus hepatitis dengan target utama mengeliminasi virus hepatitis B dan C sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030.

Tindakan dunia terhadap hepatitis

Sejak saat itu perhatian dunia terhadap hepatitis berubah dan menggerakkan aktivitas untuk edukasi, penapisan, diagnosis, dan terapi hepatitis terutama hepatitis B dan C.

Saat ini puluhan juta orang di dunia sedang dalam pengobatan hepatitis, ratusan juta orang di dunia sedang dalam penapisan serta edukasi untuk hepatitis.

Walaupun demikian, kata dia, tentu masih banyak rintangan yang harus di hadapi dan diselesaikan agar eliminasi hepatitis di tahun 2030 dapat terwujud.

"Hal ini serta merta menurunkan harga test laboratorium untuk hepatitis dan juga biaya pengobatan hepatitis di seluruh dunia, sehingga yang tadinya eliminasi hepatitis dianggap mustahil kini berubah menjadi optimisme besar untuk dapat mengeliminasi hepatitis B dan C di tahun 2030," kata dia.

Gerakan ini disambut tidak hanya oleh seluruh negara serta WHO, tetapi juga oleh lembaga-lembaga sosial masyarakat yang dengan antusias menyelengarakan program penanganan hepatitis dan pendanaan untuk penanggulangan hepatitis B dan C.

Gayung bersambut dengan disepakatinya gerakan eliminasi hepatitis oleh lembaga profesi kedokteran dunia yang menangani hepatitis yaitu Asia Pacific Association for Study of the Liver (APASL), American Association for Study of the Liver Disease (AASLD), European Association for Study of the Liver (EASL) dan The Latin American Association for the Study of the Liver (ALEH).

Pernyataan bersama ke empat organisasi dunia yang menangani penyakit hati ini semakin memperkuat gerakan bersama dunia memerangi hepatitis.

Tindakan eliminasi hepatitis di Indonesia

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sekitar 7,1 persen penduduk Indonesia menderita hepatitis B. Di sisi lain, diperkirakan sekitar 1 persen penduduk Indonesia menderita hepatitis C.

Jika tidak diobati, maka baik penderita hepatitis B maupun hepatitis C, dapat mengalami komplikasi sirosis hati dan kanker hati.

"Mengingat sejak awal Indonesia telah berperan besar dalam upaya eliminasi virus hepatitis di dunia, maka sudah sewajarnya bangsa Indonesia juga tetap terus berusaha semaksimal mungkin mewujudkan target eliminasi virus hepatitis B dan C yang telah dicanangkan oleh WHO," ujar dia.

Indonesia sudah bergerak melakukan berbagai cara untuk menghadapi hepatitis. Saat ini lebih dari 1,5 juta ibu hamil sudah di periksa untuk hepatitis B dan ribuan orang sudah diperiksa untuk hepatitis C.

Sudah lebih dari 5.000 orang tercatat diobati untuk hepatitis C yang merupakan peningkatan lebih dari 10 kali lipat dibandingkan laju pengobatan pada tahun-tahun sebelumnya.

"Keberhasilan eliminasi hepatitis bisa terlaksana hanya jika semua komponen masyarakat bergerak aktif dalam satu komando dari Kementerian Kesehatan. Peran media sosial dan elektronik tentu sangat penting dalam mewujudkan cita-cita ini," ucap dia.

https://sains.kompas.com/read/2019/12/09/130700823/sumbangsih-indonesia-untuk-dunia-eliminasi-virus-hepatitis-b-dan-c

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke