Fosil udang tersebut diberi nama Eobodotria muisca, dan dikatakan berasal dari batuan Mesozoikum di Amerika Selatan yang beriklim tropis.
Muisca sendiri adalah sebutan bagi penduduk asli Amerika yang tinggal di Andes Kolombia.
Saat ditemukan oleh para peneliti, E. muisca terawetkan dengan sangat baik. Bagian mulut, usus, rambut kecil, dan mata majemuk kecilnya tampak jelas.
Temuan seperti ini menurut para ilmuwan sangat jarang terjadi dalam fosil krustasea.
Dilansir Futurity, Rabu (27/11/2019), temuan fosil udang koma yang panjangnya 6 sampai 8 milimeter ini mewakili lebih dari 500 individu.
"Kami kagum, fosil Eobodotria muisca sangat mirip dengan spesies saat ini," kata Javier Luque, seorang ahli paleontologi di Yale University.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Preceedings of the Royal Society B, hingga saat ini belum ada ilmuwan yang mengetahui kapan udang koma modern berevolusi. Sebab, tak pernah sekalipun ditemukan fosil udang koma yang utuh.
"Ada delapan keluarga atau kelompok utama udang koma yang hidup, dan tidak satu pun dari mereka memiliki fosil yang telah dikonfirmasi. Ini berarti kami tidak tahu kapan udang koma modern berevolusi, sampai sekarang," ujar Luque yang juga sebagai penulis utama laporan.
Satu-satunya catatan terkait udang koma modern adalah fosil berusia 160 juta tahun dari Eropa.
Meski masuk dalam kategori bentuk udang koma, menurut Luque, fosil udang dari Eropa itu tak dapat dikaitkan dengan keluarga modern utama udang koma.
Dalam penelusuran studinya, Luque menemukan bahwa Eobodotria muisca memiliki kaitan erat dengan keluarga Bodotriidae udang koma. Hal ini menjadikan rentetan panjang catatan fosil keluarga udang itu selama hampir 100 juta tahun terakhir.
Spesies baru ini hidup selama pertengahan Cretaceous, ketika laut pedalaman yang panjang dan sempit menutupi sebagian besar wilayah yang sekarang disebut Andes Timur dan Kolombia Tengah.
Kesamaan antara Eobodtria muisca dan kerabat modernnya menunjukkan bahwa tingkat perubahan anatomi eksternal selama jtaan tahun dalam kelompok ini terbilang rendah, jika dibandingkan dengan kelompok krustasea lain yang ditemukan di lokasi yang sama.
Luque juga mencatat, penyimpanan fosil yang baru ini menjadi yang pertama dari jenisnya di Amerika Selatan bagian utara.
Banyak ditemukan fosil Eobodotria muisca jantan dewasa
Sarah Gerken dari Universitas Alaska, Anchorage, sebagai rekan Luque mengatakan bahwa sebagian besar fosil Eobodotria muisca yang mereka temukan adalah jantan dewasa.
Cirinya yaitu memiliki antena yang besar dan juga pelengkap ekor, yang jarang dimiliki oleh jenis betina.
Antena yang besar tersebut akan berfungsi untuk mencari dan mencium keberadaan betina di kolom air, sedangkan pelengkap ekor udang tersebut berfungsi untuk berenang.
Hal itu menurut para peneliti dianggap masuk akal untuk dapat dijadikan penjelasan mengapa lebih banyak fosil Eobodotria muisca jantan dewasa yang ditemukan.
Itu karena udang jantan dewasa dapat mati secara tiba-tiba di kolom air ketika mengerumuni udang betina, dan kemudian tenggelam ke dasar lunak tempat mereka menjadi fosil saat ini.
Penemuan ini tidak hanya membantu ahli paleontologi memahami asal usul tubuh lengkung udang koma, tetapi juga dapat digunakan untuk membantu memahami asal usul krustasea terkait pohon keluarga evolusi udang koma.
https://sains.kompas.com/read/2019/12/04/091742623/fosil-udang-koma-berusia-90-juta-tahun-ditemukan-di-amerika-selatan