Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

DBD sampai Kencing Tikus, Waspada 6 Penyakit saat Musim Hujan

KOMPAS.com - Sebagian besar wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim hujan sejak Dasarian I (10 hari pertama) bulan Desember 2019, hingga mengalami puncak pada Januari 2020.

Hal ini menjadi sesuatu yang ditunggu masyarakat setelah melewati fase musim kemarau dengan kekeringan yang cukup panjang pada tahun ini.

Namun, penyakit tak luput mengintai Anda selama musim hujan. Dikutip dari Hellosehat, ini beberapa penyakit musim hujan yang paling sering dialami orang Indonesia.

1. Influenza atau flu

Influenza di daerah tropis dinyatakan tidak mengenal musim. Meskipun pada musim dingin atau musim hujan, orang menjadi sangat rentan terjangkit virus influenza.

Penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A, B atau C ini dapat menyebar melalui batuk, bersin, atau hanya dengan sentuhan pada benda yang sudah terkontaminasi oleh penderita flu.

"Influenza itu sebenarnya berbahaya dan mengancam nyawa, juga sangat berpotensi menjadi wabah karena dapat menular dengan cepat. Bahaya kalau sampai komplikasi," kata Ketua Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia Prof Dr dr Iris Rengganis SpPD dalam acara Bebas Influenza Saat Travelling di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Pada kondisi parah, influenza bisa mengakibatkan komplikasi seperti pneumonia, gagal ginjal, gagal hati, hingga kematian.

2. Diare

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala encernya feses yang dikelurakan dan frekuensi baung air besar yang lebih sering daripada biasanya.

Bakteri penyebab diare yang paling umum yaitu seperti rotavirus, shigella, E.coli, cryptosporidium dan lain sebagainya.

Diare dianggap sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan racun atau kuman yang ada di dalam tubuh.

Namun jika terlalu sering mengalami diare, dianjurkan dokter untuk tidak mengkonsumsi antibiotik. Melainkan diberikan minum elektrolit atau oralit, selain yang utama adalah perbanyak minum air putih.

3. Demam tifoid (tipes)

Demam tifoid atau yang dikenal dengan tipes adaah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thyphi atau Salmonella paratyphi. Bakteri tersebut menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Jika tidak ditangani dengan segera, pengidapnya dapat mengalami komplikasi seperti pneumonia, pleuritis, miokarditis (peradangan otot jantung), gagal jantung akut, bahkan kematian.

4. Demam Berdarah Dengue (DBD)

DBD adalah salah satu jenis penyakit musim hujan yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Tekadang DBD dapat menyebabkan nyeri sendi dan otot di mana tulang serasa retak.

DBD yang parah, dikenal dengan hemorrhagic fever, dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba (shock), dan kematian.

Hal ini perlu diwaspadai karena pada musim hujan, akan terdapat banyak genangan air. Disengaja maupun tidak, genangan ini berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk.

5. Malaria

Malaria merupakan penyakit berbahaya akibat infeksi parasit plasmodium yang menular melalui gigitan nyamuk Anopheles. Penularan penyakit ini biasanya meningkat pada saat musim hujan dan berlanjut setelahnya.

Bila tidak segera ditangani, malaria dapat berkembang dan berisiko mengancam nyawa.

6. Leptospirosis (kencing tikus)

Kencing tikus disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut Leptospira interrogans. Penyebarannya bisa melalui sentuhan, yaitu saat menyentuh tanah atau air, tanah basah, atau tanaman yang terkontaminasi oleh urine binatang yang terinfeksi.

Selain tikus, hewan yang paling sering menularkan leptospirosis adalah sapi, babi, anjing, reptil, dan hewan amfibi, serta hewan pengerat lainnya.

Adapun gejala kencing tikus yaitu demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, mata merah, menggigil, otot betis sakit, dan sakit perut. Pada kasus tertentu bahkan dapat menyebabkan gangguan hati, gagal ginjal, meningitis, hingga kegagalan pernapasan.

https://sains.kompas.com/read/2019/12/03/180400123/dbd-sampai-kencing-tikus-waspada-6-penyakit-saat-musim-hujan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke