Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral Youtuber Prank Ojol, Mengapa Orang Menjual Belas Kasihan?

KOMPAS.com – Baru-baru ini viral sebuah video dari Youtuber Indonesia, yang berisi prank terhadap ojek online (ojol).

Dalam video yang telah dihapus tersebut, Youtuber sengaja melakukan prank dengan memesan makanan dalam jumlah banyak dengan total ratusan hingga jutaan rupiah.

Begitu makanan sampai di rumah, Youtuber tersebut mengaku hanya memesan satu makanan dan uangnya tidak cukup. Pada akhirnya, setelah ojol merasa kelimpungan dan meminta belas kasihan, Youtuber memberikan uang atau barang berharga.

Youtuber lainnya dari Tanah Air seperti Reza Arap, Jerome Polin, dan Faiz melayangkan kritikan terhadap konten tersebut. Para content creator juga ikut bersuara tentang konten yang tidak manusiawi tersebut.

Fenomena sosial

Mengapa Youtuber bisa membuat konten seperti itu? Psikolog Sosial Hening Widyastuti mengatakan konten tersebut dibuat berdasarkan fenomena sosial di jagat maya.

“Awalnya mereka lihat fenomena tersebut dari public figure yang membuat konten prank di Youtube dengan berbagai macam topik. Misal, public figure menyamar menjadi orang miskin atau gelandangan,” tutur Hening kepada Kompas.com, Senin (2/12/2019).

Konten-konten seperti itu, lanjut Hening, tidak dipungkiri sangat menarik dari segi psikologis.

“Konten seperti ini sangat menstimulus emosi dan rasa belas kasihan kita. Pada akhirnya, jutaan pemirsa melihat konten tersebut. Kemudian orang sadar akan jumlah rupiah yang mengalir ke kantong Youtuber tersebut,” papar Hening.

Lalu apa yang terjadi kemudian? Hening menjelaskan bahwa hal tersebut memunculkan ide di kalangan masyarakat luas.

“Mereka mulai berpikir, oh ternyata mudah sekali mencetak uang dengan membuat prank sederhana seperti itu,” tuturnya.

Dampak psikologis

Namun ada hal yang tidak diperhatikan Youtuber, atau para content creator yang memanfaatkan stimulus psikologis warganet.

“Pada prakteknya, sangat disayangkan anak-anak muda ini tidak berpikir panjang. Konten yang dia buat memanfaatkan rasa belas kasihan pemirsa, sekaligus merugikan secara psikologis terhadap ojol yang menjadi targetnya,” papar Hening.

Ia menilai bahwa hal tersebut secara psikologis sama sekali tidak manusiawi.

“Hal lain yang dikhawatirkan, banyak content creator yang meniru konten seperti itu. Dampaknya, ojol akan merasa tidak tenang dan ragu apabila ada orderan dalam jumlah besar.”

“Banyak anak muda berpikir serba instan, ingin cepat dapat uang meski mengorbankan orang lain,” kata Hening.

Shock therapy untuk pembuat prank

Jika terkena prank seperti itu, Hening menyebutkan, para ojol harus berani “membalas dendam secara psikologis” dengan cara menggretak pemesan.

“Buat pengorder tersebut shock dengan cara melaporkannya ke pihak aparat, atau ojol bisa pasang video untuk merekam si pembuat prank dengan tujuan shock therapy,” sebutnya.

Terakhir, para public figure juga bisa membantu untuk kampanye atau sosialisasi agar content creator tidak membuat prank yang merugikan orang lain.

https://sains.kompas.com/read/2019/12/02/170300723/viral-youtuber-prank-ojol-mengapa-orang-menjual-belas-kasihan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke