KOMPAS.com - Memiliki rumah tangga yang harmonis menjadi keinginan semua orang. Namun, tidak jarang persoalan mendera kehidupan keluarga, salah satunya ketidakpuasan saat melakukan hubungan intim.
Biasanya, yang banyak dibahas adalah ketidakpuasa dari pihak pria. Namun, menurut dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr Grace Valentine SpOG, ketidakpuasan seorang wanita saat melakukan hubungan intim juga bisa memengaruhi pasangannya.
Ketidakmampuan untuk menikmati hubungan seksual secara penuh ini termasuk disfungsi seksual.
"Banyak yang mengaku hal ini (disfungsi seksual) tidak penting dibahas, tetapi sebenarnya disfungsi seksual akan memengaruhi seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari," kata Grace dalam sebuah acara bertajuk Vaginismus dan Difungsi Seksual Perempuan, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Oleh sebab itu, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui apa yang dapat menyebabkan disfungsi seksual terjadi:
1. Kondisi fisik
Gangguan pada organ genitalia, bekas operasi daerah genitalia atau medis dapat menyebabkan masalah pada fungsi seksual seorang perempuan.
Tidak hanya itu, penyebab lain juga bisa penyakit-penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit saraf, ketidakseimbangan hormon, dan penyakit ginjal atau gagal ginjal.
Menopause, alkoholisme atau penyalahgunaan obat-obatan, serta efek samping obat-obatan tertentu, termasuk beberapa obat antidepresan, juga dapat memengaruhi hasrat dan fungsi seksual.
"Banyak faktor fisik ini yang berpengaruh terhadap fase rangsangan seseorang dalam berhubungan seksual, saat fase rangsangan ini tidak berhasil, maka bisa jadi tidak sampai titik kepuasannya," ujarnya.
2. Faktor psikologis
Disfungsi seksual juga didorong oleh berbagai faktor psikologis, seperti stres dan kecemasan terkait pekerjaan, kekhawatiran tentang kinerja seksual, masalah perkawinan atau hubungan, depresi, perasaan bersalah, masalah pada citra tubuh atau efek atau trauma seksual masa lalu.
"Jadi, ada yang mereka itu khawatir terhadap banyak hal terkait seksualitas, juga sedang stres atau depresi, atau justru karena sudah sering mengalami kegagalan dalam berhubungan intim, makanya cenderung mereka merasa bersalah dan akhirnya disfungsi seksual itu terjadi," jelas Grace.
Selain itu, kekhawatiran yang dirasakan saat hamil atau perubahan situasi seperti baru menjadi seorang ibu, juga memiliki efek pada fungsi seksual seorang perempuan.
3. Faktor hormonal
"Pada saat kadar hormon berubah, misal pada saat hamil, atau setelah melahirkan atau selama menyusui, gairah seksual seorang perempuan umumnya menurun. Vagina pun terasa kering sehingga semakin menurunkan keinginan untuk berhubungan seksual," ujar dia.
Pada saat menopause, penurunan kadar hormon estrogen akan memicu perubahan pada jaringan di organ kelamin serta respons terhadap rangsangan seksual.
"Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak waktu untuk membuat wanita (yang sedang hamil, baru melahirkan dan menyusui) terangsang hingga mencapai orgasme. Juga, dinding vagina yang menjadi lebih tipis dan kurang elastis akan memicu nyeri pada saat penetrasi," jelasnya.
4. Perubahan gaya hidup
Pada zaman yang semakin modern, perubahan gaya hidup juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab disfungsi seksual.
"Faktor gaya hidup yang berperan pada fungsi seksual adalah pola makan yang buruk, jarang berolahraga, merokok, minum alkohol, dan penggunaan obat-obatan," ucap dia.
5. Kualitas hubungan dengan pasangan
Dituturkan oleh Grace, bahwa adanya konflik berkepanjangan dengan pasangan, baik seputar seks atau aspek lainnya, dapat menurunkan gairah dan respons seksual wanita.
"Ya permasalahan internal bersama pasangan juga sangat berpengaruh ya, karena tidak jarang wanita yang mengalami difungsi seksual itu terjadi karena ada benci atau sedang punya amarah dengan suaminya," tuturnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/11/28/080323823/istri-juga-bisa-alami-disfungsi-seksual-kenali-5-penyebabnya