KOMPAS.com - Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar beberapa zat dalam darah. Tes darah dapat menunjukkan kesehatan kita secara umum dan membantu melihat masalah tertentu.
Jika dokter dapat mengetahui masalah kesehatan secara spesifik, pengobatan yang spesifik dapat diberikan.
Dijelaskan dalam artikel sebelumnya, ada beberapa jenis tes darah seperti tes glukosa darah dan kolesterol darah yang mengharuskan kita puasa.
Puasa bisa berlangsung selama 8, 12, atau 24 jam. Jangka waktu ini ditentukan dari waktu menjalani tes. Misalnya, bila seseorang diminta puasa selama 12 jam sebelum tes darah yang dilakukan pada pukul 9.00 pagi. Ini artinya, dia tidak boleh makan lagi setelah pukul 21.00 malam.
Namun, mengapa puasa sebelum tes darah harus dilakukan bila diminta oleh petugas laboratorium?
Dilansir dari Medical News Today, ketika orang mengonsumsi makanan dan minum alkohol sebelum tes darah, makanan dan cairan tersebut akan terurai di perut dan diserap ke dalam darah.
Pada akhirnya, makanan dan minuman tersebut akan memengaruhi kadar zat tertentu dalam darah, seperti:
Padahal, mengukur kadar zat di atas sangat penting untuk mendiagnosis kondisi tertentu, seperti:
Agar diagnosis bisa akurat, maka penting untuk seseorang berpuasa secara tepat sebelum menjalani tes darah.
Makan atau minum sebelum tes dapat meningkatkan kadar gula, zat besi, kolesterol, dan enzim GGT yang membuat hasil tidak akurat. Hasil tidak akurat dapat menyebabkan salah diagnosis.
Jika selama periode puasa yang dilakukan, Anda masih makan atau melakukan larangan di atas, sebaiknya bicarakan dengan dokter untuk membuat jadwal tes darah ulang.
Orang dapat menerima diagnosis yang salah jika hasil tes darah tidak akurat, yang menyebabkan komplikasi kesehatan lebih lanjut. Inilah sebabnya mengapa mengikuti praktik seputar puasa sebelum tes darah sangat penting.
https://sains.kompas.com/read/2019/11/26/173400523/puasa-sebelum-tes-darah-kenapa-harus-dilakukan-