KOMPAS.com - Kamis (21/11/2019), Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, sebanyak 72 orang terjangkit virus Hepatitis A di Depok, Jawa Barat.
"Hasil penelusuran yang dilakukan, kasus jumlah penderitanya sebanyak 72 orang. 38 laki-laki, 34 perempuan. Ini kasus hepatitis A yang dirawat sebanyak 3 orang. Sebagian berobat jalan dan istirahat di rumah, tidak masuk sekolah," kata Terawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Terawan juga membenarkan keterangan Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok bahwa sebagian yang terjangkit adalah siswa dan guru dari SMPN 20 Depok. Namun, ada juga siswa dan guru dari sekolah lain di Depok.
Terawan mengaku telah memerintahkan tim untuk melakukan pendataan terhadap siswa dan guru yang terindikasi terjangkit virus Hepatitis A.
Dia juga memastikan telah menurunkan tim medis untuk menangani langsung kasus tersebut.
"Jadi ada dua hal yang kami lakukan, satu mencegah penyebaran semakin meluas, kedua kami melakukan tindakan medis untuk penyakitnya," kata mantan Kepala RSPAD Gatot Soebroto ini
Ia menambahkan, pemerintah belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atas peristiwa ini.
Berkaitan dengan kasus hepatitis A yang menyerang warga Depok, akademisi dan praktisi Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH angkat bicara.
Ari menerangkan, Hepatitis A merupakan infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (HAV).
Faktor risiko penyakit Hepatitis A sangat berhubungan dengan kualitas kebersihan lingkungan yang buruk dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS).
Penyakit Hepatitis A pada umumnya ditularkan melalui makanan dan minuman, juga melalui kontak langsung.
Selain makanan, Hepatitis A juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual, terutama jika melakukan hubungan badan secara anal atau oral.
Meski kasus Hepatitis A di Depok masih menunggu hasil penelitian, Ari menduga penularan berasal dari makanan atau minuman yang tercemar.
"Karena sebenarnya tidak mudah untuk tertular dari satu orang ke orang lain yang hanya bertemu di sekolah," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (25/11/2019).
"Jika melihat peningkatan jumlah kasus pada satu tempat, ada sumber makanan dan minuman yang menjadi sumber penularan virus tersebut. Miris memang kalau memang sumber penularan ada di sekolah atau seputar sekolah," imbuh Ari.
Konsultan penyakit lambung dan pencernaan itu menambahkan, food safety adalah masalah utama yang ada di sekolah dan lingkungan masyarakat.
Food safety yang dimaksud adalah keamanan dalam menyiapkan makanan sampai dicerna tubuh.
Ari memberi contoh, banyak penjaja makanan kaki lima yang kurang mempedulikan keamanan pangan yang disajikan. Tak jarang kita melihat piring bekas makan hanya dicuci menggunakan dua ember dan lap yang dipakai berulangkali.
Oleh sebab itu, dia menyarankan agar pihak sekolah dan siswa bekerja sama dalam meningkatkan keamanan pangan ini.
"Pengawasan harus dilakukan terus menerus dengan melibatkan semua pihak sekolah dan juga siswa, melalui Oganisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)," ujar Ari selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Gejala
Pasien dengan hepatitis A, biasanya datang sudah kuning dan warna air kencingnya seperti air teh.
Gejala yang timbul bisa ringan sampai berat bahkan jika terjadi hepatitis fulminan akibat virus hepatitis A, dapat menyebabkan kematian.
"Sebelumnya, pasien mengalami common cold. Ini seperti orang yang mengalami gejala flu, sakit-sakit badan, mual dan kadang disertai muntah, nafsu makan menurun dan lemas," kata Ari.
Seorang yang terinfeksi hepatitis A juga merasakan nyeri di perut kanan atas.
Ini karena infeksi hepatitis A mengakibatkan peradangan pada liver yang sebagian besar berada di perut kanan atas.
Selain itu, jika pasien sudah melakukan pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis A (anti HAV) yang memastikan bahwa seseorang tersebut terjangkit infeksi hepatitis A di laboratorium, maka hasilnya akan menunjukkan peningkatan kadar bilirubin dan peningkatan yang tinggi dari SGOT dan SGPT.
Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase (SGOT) adalah enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati.
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)) adalah enzim yang paling banyak terdapat di dalam hati, meski begitu dalam beberapa organ lain ada, tapi dalam jumlah yang sedikit.
Baik SGOT dan SGPT memiliki tugas yang sama, yaitu membantu mencerna protein dalam tubuh.
Masa inkubasi dan pengobatan
Masa inkubasi yaitu masa masuknya penyakit sampai timbul gejala berlangsung antara 14-28 hari.
Penyakit ini bisa sembuh total dan yang penting pasien harus istirahat total.
Obat-obat yang diberikan sifatnya hanya menghilangkan gejala yang muncul.
"Misal, jika diare diberikan obat anti diare, kalau mual diberikan anti mual, jika demam diberikan obat anti demam, jika lemas diberikan vitamin dan asupan makannya diperhaikan. Obat suplemen hati kadang kala diberikan untuk mengurangi peradangan hati yang terjadi," kata Ari.
Dia melanjutkan, pasien Hepatitis A perlu diisolasi dan dilarang tidur sekamar dengan orang sehat.
Jika rawat inap di RS pun, biasanya pasien tidur sendiri di kamar dan dipisah dengan pasien lain.
"Sebagian pasien memang tidak perlu dirawat tetapi jika pasien mengalami mual dan muntah dan tidak mau makan sebaiknya memang dirawat untuk mendapat infus cairan dan makanan," terang Ari.
Dari berbagai jenis hepatitis, hepatitis A umumnya tidak menyebabkan kerusakan liver parah atau kemungkinan berkembang menjadi penyakit kronis.
Meskipun bersifat ringan, gejala atau gangguan kesehatan yang ditimbulkannya tetap dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Sumber: Kompas.com (Ihsanuddin)
https://sains.kompas.com/read/2019/11/25/131206723/wabah-hepatitis-a-di-depok-bagaimana-penularan-dan-pengobatannya