Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gangguan Bipolar II, Gejala, Obat, dan Cara Mengelola

KOMPAS.com - Gangguan bipolar II adalah salah satu bentuk kondisi kejiwaan dari gangguan bipolar. Salah satu akibat dari gangguan bipolar adalah perubahan suasana hati yang sangat drastis.

Dilansir dari Medical News Today (7/09/2017), gangguan ini merupakan penyakit seumur hidup yang dapat berubah seiring waktu. Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin mengalami pengurangan gejala seiring bertambahnya usia.

Gangguan yang dialami bipolar II adalah episode depresi yang diikuti oleh periode hipomania.

Hipomania adalah periode suasana hati dan perilaku yang meningkat di atas perilaku normal, namun tidak seekstrem periode manik.

Perbedaan Bipolar I dan Bipolar II

Perbedaan utama antara gangguan bipolar I dan gangguan bipolar II berkaitan dengan intensitas periode manik.

Gangguan bipolar I ditandai dengan episode manik sebelum atau setelah episode depresi hipomania atau depresi mayor.

Episode manik merupakan fase di mana suasana hati dan tingkat energi sangat tinggi sehingga menyebabkan masalah dengan pekerjaan dan bersosialisasi.

Kadang-kadang, episode manik yang terjadi pada gangguan bipolar I dapat memicu episode psikotik di mana orang tersebut melepaskan diri dari kenyataan.

Sebaliknya, orang dengan gangguan bipolar II tidak mengalami episode manik. Namun, ini tidak membuat gangguan bipolar II lebih ringan dari gangguan bipolar I.

Pada gangguan bipolar II, episode depresi mirip dengan gangguan bipolar I dan menyebabkan gangguan signifikan pada kehidupan sehari-hari seseorang untuk waktu yang lama.

Gejala Bipolar II

Gejala gangguan bipolar II meliputi periode hipomania diikuti oleh episode depresi.

Selain itu, orang yang terkena gangguan bipolar mengalami perubahan suasana hati ini lebih ekstrem dari orang normal.

Orang yang mengalami hipomania bisa mengalami berbagai kombinasi dari gejala berikut:

• peningkatan energi atau perasaan lebih gelisah

• merasa lebih optimis

• peningkatan kepercayaan diri

• Menurunnya kebutuhan untuk tidur atau ketidakmampuan untuk tidur

• pikiran yang tak bisa berhenti

• berbicara terlalu cepat atau berbicara lebih banyak dari biasanya

• kecenderungan terhadap perilaku nekat, seperti menghabiskan terlalu banyak uang, minum alkohol atau menggunakan narkoba, atau mengambil risiko

• gangguan pengambilan keputusan

Orang yang didiagnosa episode hipomania akan mengalami setidaknya tiga dari gejala di atas dan berlangsung empat hari atau lebih.

Mereka juga tidak menyadari bahwa kondisi mereka tidak sedang baik-baik saja. 

Tetapi, jika orang-orang dengan gangguan bipolar II tidak dalam keadaan hipomania, mereka mungkin dalam keadaan depresi berat.

Gejala episode depresi utama meliputi:

• perasaan sedih, hampa, atau putus asa

• kehilangan minat dalam aktivitas

• ketidakmampuan untuk tidur atau tidur terlalu banyak

• energi berkurang

• perasaan tidak berharga dan bersalah

• kesulitan berkonsentrasi atau fokus

• pertambahan berat badan atau penurunan berat badan tanpa diet

• pikiran atau kecenderungan bunuh diri

Tanda dan gejala lain gangguan bipolar II dapat terjadi selama periode hipomania dan episode depresi mayor, seperti perasaan gelisah, melankolis, dan perasaan yang berubah-ubah.

Faktor Risiko

Tidak ada faktor risiko yang diketahui untuk gangguan bipolar II, meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa mungkin ada komponen genetik di dalamnya.

Memiliki kerabat tingkat pertama dengan gangguan bipolar II dapat meningkatkan peluang seseorang untuk didiagnosis dengan kondisi yang serupa.

Diagnosis

Gangguan bipolar II sulit untuk diidentifikasi karena saat periode hipomanik, tidak banyak orang yang mengenalinya. Bahkan, gangguan ini sering dikira sebagai gangguan depresi mayor.

Saat mendiagnosis gangguan bipolar II, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan beberapa tes darah untuk menyingkirkan penyebab gejala fisik.

Jika seorang dokter tidak menemukan penyebab fisik untuk gejala seseorang, seperti ketidakseimbangan hormon, mereka akan melakukan evaluasi psikiatris atau merujuk orang tersebut ke psikiater untuk evaluasi lebih lanjut.

Penanganan

Seorang psikiater biasanya menangani gangguan bipolar II dengan melibatkan obat-obatan dan psikoterapi.

Obat-obatan untuk mengobati gangguan bipolar II seperti penstabil suasana hati, antipsikotik, dan antidepresan.

Itulah mengapa penting bagi penderita untuk memberi tahu dokter bagaimana obat memengaruhi suasana hati mereka dan efek samping yang dirasakan dari obat tersebut.

Psikoterapi juga melibatkan layanan konseling, biasanya mengenai emosi dan masalah yang berhubungan dengan gangguan bipolar lainnya.

Psikoterapi juga mencakup manajemen perilaku, seperti membuat rencana tindakan tentang apa yang harus dilakukan selama perubahan suasana hati.

Jika episode depresi dikarenakan kecanduan alkohol atau pengaruh obat-obatan, maka rawat inap menjadi solusi untuk  mengontrol perilaku bipolar.

Pengelolaan

Masih banyak orang yang terkena diagnosis berjuang untuk mempertahankan hubungan dan pekerjaan.

Terapi juga dapat membantu orang dengan gangguan bipolar II untuk menangani hipomania dan episode depresi dengan cara yang konstruktif.

Selain itu, cara mengelola gejala gangguan bipolar II adalah dengan mempertahankan gaya hidup sehat, memahami dan menghindari pemicu yang diketahui, dan bertahan dengan rencana perawatan yang efektif.

https://sains.kompas.com/read/2019/11/21/130400323/gangguan-bipolar-ii-gejala-obat-dan-cara-mengelola

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke