Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sistem Data Berbasis AI Berpeluang Jawab Tantangan Kesehatan Indonesia

KOMPAS.com - Platform manajemen kesehatan berbasis Artificial Intelligence (AI) di Indonesia memiliki peluang besar dalam menjawab berbagai tantangan bidang kesehatan di Indonesia.

Merujuk pada analisis lanskap Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia berdasarkan publikasi oleh Oliver Wyman dan PWC, banyak ditemukan tantangan di infrastrutur bidang kesehatan di Indonesia, seperti yang dipaparkan oleh Medical Advisor Prixa, dr Kafi Khaibar Lubis.

Pertama, mengenai ketersediaan dokter. Dengan angka populasi di Indonesia sebesar 267 juta jiwa saat ini, nyatanya satu dokter akan menangani 4000 populasi. Padahal, rekomendasi dari World Healthy Organization (WHO) adalah satu dokter per 1.000 populasi atau pasien.

Kedua, persoalan biaya. Sebagian besar biaya pelayanan kesehatan masih dibayarkan dengan uang tunai, namun penetrasi asuransi kesehatan swasta masih tergolong rendah.

Ketiga, mengenai inovasi industri asuransi Indonesia. Merujuk juga pada publikasi survei yang dilakukan PWC, Indonesia masih jauh tertinggal dibanding industri lainnya.

"Ketersediaan sarana digital berbasis data tidak diberdayakan secepat industri-industri lain," kata Kafi di Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Laporan PWC tersebut juga menghimpun pernyataan dari para eksekutif C-level yang menyatakan bahwa ada banyak proses administrasi terutama dalam bidang asuransi yang dilakukan dengan sangat manual, sehingga menyebabkan terjadinya penundaan dan kesalahan.

"Oleh karena itu, terdapat banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia, untuk meringankan isu-isu tersebut, yang diharapkan dapat mengubah manajemen kesehatan di Indonesia," ujarnya.

Hal inilah yang kemudian ditangkap oleh Prixa. Untuk menyediakan pilar pertama di Indonesia dengan berfokus pada platform menajemen kesehatan terpadu, Prixa mengintegralisasikan manajemen kesehatan tersebut dengan melakukan sistem periksa tepat berbasis data AI.

Algoritma yang dilakuakn sistem periksa berbasis AI ini yaitu dengan menata ulang berbagai keahlian dan pengalaman tim dokter dari berbagai disiplin ilmu kedokteran, dan ditambah pula kajian atau rujukan data based (literatur yang diakui internasional).

Kemudian, segenap keahlian dan kajian berharga itu dikumpulkan menjadi sebuah sistem yang terpadu dan terukur.

"Sistem periksa ini juga dapat mengidentifikasi 600 lebih penyakit dan 600 gejala, sehingga ada kurang lebih 360.000 kombinasi kemungkinan diagnosis yang dapat dilakukan oleh sistem AI ini," tuturnya.

Adapun selain sistem AI ini diharapkan dapat menjawab tantangan persoalan di bidang kesehatan yang telah disebutkan di atas, CEO Prixa, James Roring, juga berharap hal ini akan dapat mengedukasi masyarakat tentang kesehatan dengan mudah dari diri sendiri.

"Juga ini membantu atau memudahkan pekerjaan dokter agar lebih efisien, jadi dokter dapat berfokus untuk memeriksa dan menangani kasus penyakit yang memang harus diutamakan lebih dahulu," kata James.

https://sains.kompas.com/read/2019/11/20/180400723/sistem-data-berbasis-ai-berpeluang-jawab-tantangan-kesehatan-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke