Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dibanding Matahari, Arus Laut Lebih Potensial Jadi Energi Terbarukan

KOMPAS.com - Laut Indonesia diyakini memiliki potensi besar untuk dijadikan sumber energi terbarukan, terutama arus lintas dan juga selat sempit yang ada.

Hal ini dikatakan oleh peneliti senior dari Department of Atmospheric and Oceanic Science University of Maryland, R Dwi Susanto PhD, setelah acara pelepasan kegiatan penelitian TRIUMPH di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (18/11/2019).

"Sebetulnya yang tadi tidak saya sebutkan (saat kata sambutan), sebenarnya kita (Indonesia) memiliki selat-selat sempit itu yang arusnya kuat bisa jadi energi listrik, potensial energi terbarukan," kata dia.

Potensi listrik yang dimaksudkan ialah pemanfaatan arus dan dinamika pasang-surut air laut secara optimal.

Contoh beberapa selat kecil yang dilalui TRIUMPH dan disebutkan oleh Dwi yaitu selat Bali, selat Badung (antara pulau Lombok dan Bali), selat Lombok dan selat Alas.

"Itu potensi sekali untuk energi pasang-surut laut dan dimanfaatkan ke energi listrik, menjadikan energi terbarukan yang lebih baik dari sinar surya," ucap dia.

"Kita sebenarnya bisa memanfaatkan energi dari laut. Dari gelombang laut bisa, dari energi pasang-surut laut bisa, tapi yang paling kuat itu ya energi dari arus laut itu," imbuhnya.

Dijelaskan oleh Dwi, pada dasarnya kalau arus pasang-surut itu selalu ada, karena selama bulan dan matahari ada, maka arus pasang-surut pasti terjadi.

Bandingkan dengan energi surya atau energi matahari. Saat malam tiba atau matahari tenggelam dan tertutup awan, energinya yang akan dikelola juga ikut menghilang sementara.

"Dan itu artinya (energi dari laut) bisa dimanfaatkan untuk pulau-pulau terpencil mandiri energi. Itu yang kita belum memanfaatkan laut seluas mungkin. Dan sebenarnya ini potensi besar yang belum diekplorasi dengan bijak," jelasnya.

Beberapa negara luar sudah menerapkan potensi energi terbarukan dari kondisi laut. Di antaranya seperti Perancis, Norwegia, Korea dan Singapura.

Indonesia pun sudah memiliki teknologi yang mumpuni untuk memanfaatkan potensi alam di lautan menjadi energi terbarukan.

"Cuma dari segi harga memang lebih tinggi dari konvensional," tutur Dwi.

Meski demikian, menurut Dwi, jika Indonesia ingin mengutamakan energi karbon rendah, sebetulnya memanfaatkan kondisi alami lautan Indonesia adalah alternatif terbaik ke depannya.

"Mudah-mudahan saja ke depannya pemerintah bisa melihat ke arah sana. Artinya yang disubsidi jangan energi batubara atau minyak, tapi yang diutamakan energi terbarukan, dan itu (kondisi air laut) salah satunya," jelasnya.

https://sains.kompas.com/read/2019/11/19/120400123/dibanding-matahari-arus-laut-lebih-potensial-jadi-energi-terbarukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke