Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penelitian TRIUMPH Penting untuk Masa Depan Perairan Indonesia

KOMPAS.com - Ekspedisi Transport Indonesian Seas, Upwelling, Mixing Physics (TRIUMPH) telah dimulai. Penelitian ini akan berlangsung pada 18 November - 24 Desember 2019 mendatang.

Penelitian ini dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan beberapa lembaga lain. Ada sekitar 50 orang yang turut serta terdiri dari peneliti, mahasiswa, dan awak kapal.

Para peneliti akan mengarungi perairan selatan Jawa, Selat Bali, sampai Selat Makassar menggunakan kapal riset Baruna Jaya VIII milik LIPI.

Apa pentingnya penelitian TRIUMPH dilakukan?

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI, Nugroho Dwi Hananto, mengatakan maksud dari penelitian ini yaitu mempelajari dan menguak potensi arus lintas Indonesia di laut dalam.

Bentuk geografis Indonesia yang berupa kepulauan dan diapit oleh dua samudera besar (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia) diyakini berperan sebagai “kanal penghubung” yang mengalirkan massa air.

Para peneliti menamakan kanal penghubung tersebut dengan sebutan "The Indonesian Throughflow" atau Arus Lintas Indonesia.

"Penelitian TRIUMPH ini untuk mendapatkan informasi penting mengenai Arus Lintas Indonesia, fenomena kenaikan massa air laut (upwelling), juga potensi keanekaragaman hayati laut," kata Nugroho dalam acara pelepasan kegiatan penelitian TRIUMPH di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (18/11/2019).

Arus lintas Indonesia

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Agus Haryono, mengatakan arus Lintas Indonesia merupakan arus samudra berperan penting bagi iklim global.

“Arus ini memungkinkan air tawar hangat bergerak dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia di garis lintang rendah,” kata Agus.

Kata Agus, arus ini berperan sebagai cabang tertinggi dalam sabuk pengangkut panas global.

Fenomena kenaikan massa air laut (upwelling)

Dituturkan Nugroho, topografi permukaan Samudera Pasifik bagian barat yang lebih tinggi dari Samudera Hindia menggerakkan air termoklin atas dari Pasifik Utara. Melewati rute barat Selat Makassar dan keluar melalui Selat Lombok atau mengalir ke timur ke Laut Banda.

“Aliran lambat air Pasifik Selatan yang lebih asin dan padat melewati Selat Lifamatola menuju Laut Banda. Massa air bercampur karena efek pasang surut, spiral Ekman, dan percampuran air tawar hangat di permukaan samudra. Dari Laut Banda, Arus Lintas Indonesia keluar lewat Laut Timor, Selat Ombai, dan Selat Lombok,” tutur dia.

Nah, dalam ekspedisi atau penelitian TRIUMPH ini, para peneliti ingin mempelajari dan menguak apakah benar massa air laut di Indonesia mengalami kenaikan. Juga seperti apa potensinya jika memang benar massa air laut di lautan Indonesia itu terjadi.

Informasi interaksi samudera dan atmosfer

Riset TRIUMPH juga akan menggali interaksi samudera dan atmosfer yang penting untuk memperluas horizon pengetahuan Indonesia tentang pergaruh dinamika samudera dan atmosfer yang sangat mempengaruhi pola cuaca dan iklim Indonesia.

“Dampak El Nino dan La Nina belum banyak diketahui. Data dan informasi hasil riset ini akan sangat berguna untuk menyusun strategi dan mitigasi perubahan dampak perubahan iklim tersebut,” ujar Nugroho.

Potensi keanekaragaman hayati laut Indonesia

Selain itu, TRIUMPH juga akan meneliti potensi keanekaragaman hayati laut dalam di Indonesia yang belum banyak diteliti dan diketahui.

“Kelimpahan plankton yang ada pada lokasi penelitian sangat penting untuk mengetahui seberapa produktif perairan Samudera Hindia selatan Jawa terkait dengan potensi perikanan yang ada,” kata Nugroho.

Hal itu juga yang akan menunjukkan bagaimana biodiversitas Indonesia saat ini, apakah masih terjaga atau malah sebaliknya. Serta melihat titik-titik mana yang biodiversitasnya masih sangat kaya.

"Juga mungkin bisa saja nanti di sana (peraian laut yang dilalui tim TRIUMPH) kita akan menjumpai sampah plastik yang katanya nomor dua di dunia. Mungkin kita akan tahu juga itu memang dari kita (Indonesia) sendiri, atau terbawa arus lintas. Kan itu bisa saja," tutur dia.

https://sains.kompas.com/read/2019/11/18/200300623/penelitian-triumph-penting-untuk-masa-depan-perairan-indonesia

Terkini Lainnya

Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Oh Begitu
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fenomena
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Kita
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Oh Begitu
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Oh Begitu
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Fenomena
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Oh Begitu
Apakah Kita Benar-Benar Membutuhkan Amandel? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Apakah Kita Benar-Benar Membutuhkan Amandel? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Temuan Mengejutkan: Paus Pembunuh Gunakan Rumput Laut sebagai Alat Perawatan Diri
Temuan Mengejutkan: Paus Pembunuh Gunakan Rumput Laut sebagai Alat Perawatan Diri
Fenomena
Sering Mimpi Buruk Tingkatkan Risiko Kematian Dini Sebelum 75 Tahun
Sering Mimpi Buruk Tingkatkan Risiko Kematian Dini Sebelum 75 Tahun
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke