KOMPAS.com - NASA secara resmi menamai batu es kecil di luar Pluto, setelah sebelumnya membatalkan nama panggilan yang diduga memiliki konotasi Nazi. Hal ini menandai awal baru bagi para ilmuwan yang mempelajari MU69 2014.
NASA pada Selasa (12/11) secara resmi menyebut pihaknya menjelajahi dunia yang paling jauh yang pernah disambangi yakni "Arrokoth", setelah julukan awalnya "Ultima Thule" menarik reaksi karena mengandung konotasi Nazi.
Arrokoth atau "langit" dalam bahasa penduduk asli Amerika Powhatan, adalah batu es yang berjarak 4 miliar mil atau setara dengan 6,4 miliar kilometer jauhnya dari bumi. Pesawat ruang angkasa NASA, New Horizon terbang melewati dunia es kecil tiga setengah tahun setelah menjelajahi Pluto.
Tim New Horizons, dioperasikan dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins di Maryland, memilih nama untuk batu tersebut, yang memiliki sebutan teknis MU69 2014, karena ikatan Powhatan dengan wilayah Chesapeake Bay. Mereka mendapat persetujuan untuk menggunakan nama dari tetua suku dan perwakilan Powhatan, menurut NASA.
Julukan yang berkonotasi Nazi
Tim pesawat ruang angkasa NASA memberi julukan Ultima Thule karena mitos dalam sastra Yunani dan Romawi yang digambarkan sebagai "perbatasan dunia yang dikenal."
Namun, nama itu dikonotasikan oleh okultis Jerman sayap kanan pada awal abad ke-20 sebagai rumah leluhur dongeng dari orang-orang "Arya", istilah yang digunakan untuk menggambarkan proto-Indo-Eropa. Anggota Masyarakat Thule mendirikan partai politik yang berevolusi menjadi partai Nazi Adolf Hitler.
NASA menegaskan bahwa Ultima Thule hanyalah nama panggilan, menurut Agence France Presse. Organisasi luar angkasa Amerika itu tidak mengatakan apakah kontroversi Nazi mempengaruhi keputusan mereka untuk membuang nama panggilan itu.
https://sains.kompas.com/read/2019/11/14/200500623/nasa-ubah-nama-batu-es-yang-dituduh-berkonotasi-nazi