Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kecelakaan Grabwheels di Jakarta, Ahli AS Tawarkan Solusinya

Oleh Jim Sallis

Skuter listrik bermunculan di banyak kota besar di beberapa negara. Fasilitas tersebut memberi kebahagiaan bagi pengendara, keuntungan bagi pembuat skuter. Namun di sisi lain, skuter listrik juga membawa banyak potensi risiko bagi pejalan kaki dan pengendara.

San Diego, Amerika Serikat, tempat saya tinggal, termasuk kota yang berada garis depan dalam pertumbuhan kendaraan listrik, dan sebagai peneliti aktivitas fisik, saya tertarik mengamati hal ini.

Baru-baru ini, ketika saya sedang berjalan-jalan di trotoar, beberapa skuter listrik melintas. Saya melihat ketika seorang gadis berjalan di trotoar, saat itu pula sebuah skuter listrik melintas, saya tahu bahwa skuter itu tidak akan berhenti tepat waktu.

Untungnya, perempuan yang mengendarai skuter mampu bertindak cepat. Alih-alih menabrak gadis itu dengan kecepatan penuh, dia jatuh dengan skuternya dan tergelincir sampai berhenti. Ada kecelakaan dan cedera kecil pada pengendara, tapi tragedi berhasil dihindari.

Baru saja insiden serupa terjadi di Jakarta. Dua orang yang mengendarai skuter listrik GrabWheels tewas tertabrak mobil saat melintas di Senayan, Jakarta, Senin dini hari.

Saya menganggap peristiwa ini sebagai peringatan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh kendaraan listrik di jalan. Pencarian secara online akan mengungkapkan banyaknya laporan kecelakaan yang melibatkan kendaraan listrik.

Seorang perempuan di Dallas, Amerika Serikat harus berada di ruang gawat darurat akibat cedera pada 9 Juli, dan pejabat di Nashville, kota lain di Amerika Serikat kini sedang mempertimbangkan undang-undang untuk perlunya registrasi skuter.

Beberapa masalah muncul dari moda transportasi baru ini, termasuk apakah pengendara harus mengenakan helm dan apakah kendaraan ini diizinkan di trotoar. Dan, haruskah pengemudi diizinkan untuk menggunakannya saat berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan?

Saya ingin memperingatkan para pemimpin pemerintahan daerah, perusahaan terkait skuter listrik, dan pengguna trotoar, tentang tiga cara skuter listrik dapat membahayakan kesehatan.

Bagaimana kendaraan listrik dapat membahayakan kesehatan

Sudahkah kendaraan ini datang ke daerah Anda? Mereka akan datang. Sebuah perusahaan riset pasar memperkirakan skuter listrik akan tumbuh di pasar global dari US$14 miliar pada tahun 2014 menjadi $37 miliar pada 2024.

Bird dan Lime, dua perusahaan skuter terbesar yang berbasis di California, Amerika Serikat telah memasarkan skuter di hampir 30 kota di Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir. Mereka menyewakannya untuk pengendara yang mencari sensasi berbeda atau alternatif untuk ride-sharing.

Ada banyak variasi kendaraan listrik. Ada yang beroda satu, dua, tiga, dan empat. Tapi mereka memiliki satu kekurangan besar. Mereka semua melaju terlalu cepat. Skuter melaju 24 kilometer per jam, sementara papan luncur listrik, sepeda motor mini, dan kendaraan roda satu, dapat melaju lebih cepat.

Masalahnya adalah pejalan kaki berjalan 5 kilometer per jam, atau bahkan lebih lambat. Ini berarti skuter melaju empat kali lebih cepat. Jika ada jalan yang kosong, para pengendara ini akan melaju dengan kecepatan penuh, karena di situlah kesenangan dan sensasi muncul.

Namun mengingat kecepatan, bobot kendaraan, dan bobot pengendara (terkadang dua pengendara), mereka dapat menghasilkan kekuatan yang berbahaya.

Dalam sebuah tabrakan, pejalan kaki akan selalu menjadi korban. Menempatkan kendaraan bermotor yang melaju kencang dan pejalan kaki dalam satu lintasan yang sama, sama dengan menunggu bencana untuk terjadi.

Saya tidak dapat menemukan banyak data tentang cedera akibat kendaraan listrik ini, tapi sebuah penelitian dari Sistem Pengawasan Cidera Elektronik Nasional AS melaporkan terjadi 26.854 cedera pada anak-anak akibat papan yang bisa melayang (hoverboard) pada tahun 2015 dan 2016.

Cara kedua bagaimana kendaraan listrik dapat membahayakan kesehatan adalah karena alat tersebut mengurangi waktu kita untuk berjalan. Iklan dari kendaraan listrik ini mengklaim bahwa mereka mengurangi waktu perjalanan mobil dan membawa pengendara menuju angkutan umum.

Tetapi apa benar? Saya menantang perusahaan ini untuk memberikan bukti. Berdasarkan pengamatan saya, kendaraan ini utamanya menggantikan kegiatan berjalan dengan berkendara.

Dan telah diketahui bahwa aktivitas fisik yang rendah adalah salah satu ancaman kesehatan terbesar di dunia. Mereka menjadi kontributor utama epidemi obesitas, diabetes, penyakit jantung, kanker, demensia, dan lainnya.

Cara ketiga yang bisa ditempuh kendaraan listrik yang membahayakan kesehatan adalah dengan membuat trotoar menjadi tidak bersahabat bagi pejalan kaki.

Meskipun skuter dan kendaraan lainnya tidak diperbolehkan di trotoar, hampir semua kendaraan ini saya temui di trotoar. Jika kendaraan listrik yang ngebut menjadi hal yang biasa di trotoar, maka saya memperkirakan pejalan kaki akan enggan untuk berjalan kaki.

Kelompok penelitian kami yang berbasis di University of California San Diego telah menunjukkan bahwa trotoar dan daerah penyeberangan jalan yang lebih baik dirancang untuk keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, sehingga semakin banyak orang dari segala usia berjalan kaki untuk transportasi.

Saya khawatir bahwa keberadaan kendaraan listrik akan membuat trotoar kurang aman dan nyaman bagi pejalan kaki. Amerika Serikat sudah memiliki jumlah pejalan kaki dan bersepeda yang rendah di dunia. Akankah kita sekarang menyerahkan trotoar untuk kendaraan listrik dan semakin mengurangi tingkat aktivitas kita?

Berjalan sudah menjadi terlalu berbahaya. Sekitar 6.000 pejalan kaki meninggal pada 2017. Laporan terbaru menunjukkan bahwa jumlah kematian pejalan kaki meningkat 27% dari 2007 hingga 2016, sementara pada saat yang sama, semua kematian lalu lintas lainnya menurun sebesar 14 persen.

Jelas, jalanan tidak aman bagi pejalan kaki, jadi bukankah kita harus melindungi trotoar sebagai tempat yang aman untuk pejalan kaki?

Solusi cepat: Memperlambat segalanya

Pemerintah daerah secara aktif bekerja untuk menanggapi masalah ini. Langkah pertama di San Diego adalah memperketat aturan penggunaan, kecepatan, dan keberadaan pengendara kendaraan listrik di trotoar.

Saya melihat tidak ada penegakan hukum di trotoar. Infografis yang memberi informasi instruksi keselamatan kendaraan listrik adalah awal yang baik untuk memberi edukasi bagi pengendara.

Saya memiliki beberapa rekomendasi yang akan mendorong penggunaan kendaraan listrik yang aman sekaligus melindungi pejalan kaki dan orang yang bersepeda.

Mari kita mulai dengan mendeklarasikan trotoar sebagai hak pejalan kaki, dan penggunaan kendaraan bermotor hanya di trotoar hanya diperbolehkan untuk penyandang disabilitas (#sidewalks4pedestrians). Setidaknya di trotoar, hak pejalan kaki harus didahulukan.

Kendaraan listrik harus diizinkan di mana pun sepeda juga diizinkan. Fasilitas sepeda, jalur, dan jalan khusus sepeda disediakan di jalan umum, tapi tidak di trotoar. Tapi ada masalah antara pengendara sepeda dan kendaraan listrik yang berada di satu lintasan - mengendarai di jalan umum tidak seaman mengendarainya di lintasan khusus.

Saya membayangkan skenario yang sama-sama menguntungkan baik bagi perusahaan kendaraan listrik dan pengendara sepeda untuk mereka berjuang bersama memperjuangkan dibangunnya lintasan jalan yang bisa dipakai sepeda dan kendaraan listrik.

Sebagian besar kota di Amerika Serikat tidak aman untuk bersepeda, sehingga diperlukan perubahan. Beberapa perusahaan kendaraan listrik memiliki nilai pasar lebih dari $1 miliar, sehingga mereka memiliki kapasitas untuk melobi kota-kota untuk memperoleh infrastruktur yang bisa dengan aman mengakomodasi produk mereka.

Saya berharap pengendara sepeda, pejalan kaki, aktivis kesehatan dan lingkungan akan senang bekerja sama dengan perusahaan kendaraan listrik untuk mencapai tujuan yang telah lama dicari, yaitu mendorong bersepeda yang aman yang akan mendorong semakin banyak orang yang bersepeda.

Hal ini juga akan mengurangi kemacetan lalu lintas, dan mengurangi emisi karbon, dan menyehatkan masyarakat.

Fenomena kendaraan listrik ini sangat baru tapi perkembangannya pesat, sehingga kebutuhan untuk penelitian tentang kendaraan listrik ini sama mendesaknya dengan kebutuhan untuk mencari solusi.

Kita membutuhkan riset untuk memandu kebijakan yang akan memastikan kendaraan listrik ini tidak membahayakan kesehatan dan malah akan meningkatkan kesehatan.

Jim Sallis

Professorial Fellow, Mary MacKillop Institute for Health Research, Australian Catholic University; Emeritus Professor, Department of Family Medicine and Public Health, University of California San Diego

Artikel ini ditayangkan di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel berjudul "Kecelakaan GrabWheels di Jakarta: belajar dari konflik antara penyedia jasa skuter listrik dengan pejalan kaki dan pembuat kebijakan di Amerika". Isi di luar tanggung jawab redaksi Kompas.com.

https://sains.kompas.com/read/2019/11/14/193400823/kecelakaan-grabwheels-di-jakarta-ahli-as-tawarkan-solusinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke