Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Khawatir Idap Diabetes? Coba Cek Mandiri dengan Cara Ini

KOMPAS.com - Prevalensi penderita diabetes dari tahun ke tahun terus meningkat. Ironisnya, penyakit ini kerap diikuti gejala penyakit kronis lain, seperti stroke, gangguan ginjal, dan kardiovaskular.

Inilah yang membuat tenaga medis terus berusaha menekan angka penderita diabetes.

Dalam artikel sebelumnya disebutkan bahwa Early Access in Diabetes (EAiD) bisa menjadi jawaban dari persoalan tersebut, dengan empat pilar pencegahan komplikasi berupa deteksi dini.

Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof DR dr Ketut Suastika SpPD KEMD mengatakan, deteksi atau diagnosis sedini mungkin wajib dilakukan.

"Bahkan kalau bisa, (deteksi dini) sejak di fasilitas primer (fasilitas kesehatan tingkat pertama, klinik atau puskesmas). Dengan begitu, kita bisa menghindari terjadinya komplikasi pada penderita dan juga meminimalisasi biaya pengobatan," tutur Suastika saat dijumpai pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) InaHEA (Indonesian Health Economic Association) ke-6, di Bali (6/11/2019).

Mengingat banyaknya pengidap diabetes yang belum menyadari kondisinya, maka semua orang yang berisiko tinggi mengalami penyakit ini wajib melakukan skrining untuk gula darah.

"(Orang yang berisiko tinggi mengalami diabetes) antara lain mereka yang kegemukan atau obesitas, lingkar perut melebihi angka normal, ada riwayat diabetes dalam keluarga, dan perempuan yang melahirkan bayi lebih dari 4 kilogram," kata Suastika.

Skrining kesehatan merupakan bentuk deteksi dini untuk penyakit yang berpotensi menimbulkan bahaya besar.

Nah, skrining kesehatan juga dapat dilakukan secara mandiri.

Alat yang diperlukan untuk skrining di rumah adalah timbangan berat badan, meteran untuk mengukur lingkar perut, dan pengukur kadar gula darah.

Suastika mengatakan, Anda perlu curiga memiliki diabetes jika hasil pengukuran lingkar pinggang lebih dari 80 sentimeter untuk perempuan, dan lebih dari 90 sentimeter untuk pria.

Selain itu juga, bila hasil skrining menunjukkan kadar gula darah di atas normal, maka kelompok ini harus dikontrol gula darahnya.

Terakhir, curigailah berat badan yang melebihi berat normal pada kondisi tubuh dan usia Anda.

Cara mengukur Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI) sering kali dijadikan acuan melihat tubuh seseorang apakah sudah ideal atau kegemukan.

Misalnya, Anda ingin mencari tahu apakah Anda normal atau obesitas.

Anda memiliki berat badan 80 kilogram dan tinggi 1,75 m (175 sentimeter).

Pertama, kalikan tinggi badan dalam kuadrat: 1,75 x 1,75 = 3,06.

Selanjutnya, bagi berat badan dengan hasil kuadrat tinggi badan: 80/3,06 = 26,1.

Terakhir, bandingkan angka BMI Anda (26,1) dengan kategori berat badan yang tercantum di bawah ini:

  • Di bawah 18,5 = Berat badan kurang
  • 18,5 – 22,9 = Berat badan normal
  • 23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan obesitas)
  • 30 ke atas = obesitas

"Setelah pasien dideteksi, selanjutnya keran akses pengobatan dan pelayanan diabetes harus dibuka selebar-lebarnya," imbuh Ketua CHEPS-UI (Center for Health Economics and Policy Studies – Universitas Indonesia), Profesor Budi Hidayat SKM MPPM PhD.

https://sains.kompas.com/read/2019/11/11/180400223/khawatir-idap-diabetes-coba-cek-mandiri-dengan-cara-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke