KOMPAS.com - Media sosial digemparkan dengan video syur mirip selebritas. Setelah Gisel Anastasia, kini hal tersebut menimpa istri Raffi Ahmad, Nagita Slavina.
Tak ada yang tahu siapa perempuan dalam video syur tersebut, tapi bukan tidak mungkin seseorang yang tidak memiliki ikatan darah mirip dengan orang lain.
Dalam sains, fenomena ini disebut doppelganger.
Dilansir Global News (27/10/2015), seorang asisten profesor neurobiologi dan perilaku dari Universitas Cornell, Michael Sheehan, berkata bahwa wajah manusia berevolusi untuk kepentingan individualitas.
"Manusia sangat beragam dan hal ini tidak ditemukan pada spesies lain," ungkap Sheehan.
Sebagai contoh, ketika kita akan bertemu teman di sebuah taman yang ramai, hal pertama yang dilakukan tentu mengamati wajah setiap pengunjung untuk menemukan orang yang kita cari.
Namun, saat kita pergi ke peternakan ayam atau sapi, sangat kecil kemungkinan kita bisa membedakan satu dan yang lain.
Jadi, ketika ada dua orang beda orangtua memiliki wajah mirip, sebuah riset yang terbit di jurnal Nature Communications mengungkap, itu mungkin karena modifikasi gen kita kehabisan pilihan.
"Ini seperti permainan kartu. Kita bisa menemukan banyak variasi, tapi terkadang menemukan sesuatu yang kembar," ungkap Sheehan.
Dia melanjutkan, meski manusia memiliki ciri khas secara fisik yang berbeda dengan binatang, tapi secara gen tidak.
Faktanya, kita tidak begitu beragam secara genetis.
Jadi pada akhirnya, ada beberapa orang yang memiliki kesamaan secara fisik dengan kita. Namun, bukan duplikat sama persis seperti kembar identik.
Dalam fenomena doppelganger, ada beberapa bagian wajah seseorang yang mirip orang lain. Sebagai contoh, memiliki senyum yang sama, warna mata dan bentuk yang sama, bentuk wajah sekilas yang sama, dan lain sebagainya.
Meski ada kemiripan, tapi kalau diperhatikan seksama, kita akan langsung tahu bahwa keduanya berbeda.
Masalah otak dan persepsi
Selain karena fenomena doppelganger, ketika Anda misalnya, dikatakan mirip dengan orang lain, sebenarnya ini hanya masalah persepsi.
Teman-teman Anda mungkin memperhatikan beberapa bagian dalam wajah Anda mirip dengan orang lain, kemudian menyebut Anda mirip orang tersebut.
https://sains.kompas.com/read/2019/11/01/200300223/video-syur-mirip-nagita-slavina-dan-gisel-kenapa-wajah-bisa-serupa-