Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mindanao Filipina Diguncang 3 Kali Gempa Kuat, Kata BMKG Mirip Lombok

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo M 6,5. Episenter terletak di darat pada jarak 9 km arah timur Kisante, Filipina, pada kedalaman 10 km. Seperti gempa sebelumnya gempa ini dipicu aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar geser (strike-slip).

Ini adalah gempa kuat yang ke-3 yang berpotensi menimbulkan kerusakan.

Sebelumnya gempa kuat pertama terjadi pada 16 Oktober 2019 (M 6,4), selanjutnya disusul kembali gempa kuat pada 29 Oktober 2019 (M 6,6), dan hari ini, Kamis, 31 Oktober 2019 terjadi lagi M 6,5.

Daryono selaku Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG menjelaskan, kejadian 3 gempa dahsyat dengan dampak merusak ini dikenal dengan istilah triplet.

"Triplet adalah 3 gempa kuat yang terjadi pada lokasi berdekatan dengan kekuatan yang hampir sama," terang Daryono.

Daryono melanjutkan, fenomena ini mirip dengan peristiwa gempabumi yang terjadi di Lombok.

"Akan tetapi di Lombok kita menyebutnya sebagai 'multiplet' karena gempa kuatnya cukup banyak dengan magnitudo yaitu 6,4; 7,0; 5,8; 6,2; dan 6,9," imbuhnya.

Daryono berharap, semoga gempa yang terjadi di Mindanao berhenti sampai gempa triple, tidak berlanjut menjadi multiplet seperti gempa Lombok.

"Semoga saja apa yang terjadi di Mindanao ini cukup triplet saja, dan tidak berlanjut menjadi multiplet seperti yang terjadi di Lombok, mengingat kerusakan yang ditimbulkan sudah cukup parah," ungkapnya.

Menurut laporan, dampak gempa sebelumnya sudah menimbulkan kerusakan lebih dari 1.200 bangunan rumah dan 10 bangunan sekolah.

Maka dengan kejadian gempa terbaru ini diperkirakan akan menambah lebih banyak lagi bangunan yang akan mengalami kerusakan diakibatkan oleh guncangan gempa.

Pelajaran untuk kita

Gempa Mindanao ini memberi pelajaran kepada kita akan pentingnya membangun bangunan tahan gempa.

"Kita dan Filipina sama sama kawasan seismik aktif dan kompleks. Wilayah Indonesia yang memiliki lebih dari 13 segmentasi zona megathrust dan lebih dari 295 segmentasi sesar aktif perlu memiliki kesiagaan yang tinggi terhadap ancaman gempa bumi," ujarnya.

Disampaikan Daryono dalam kesempatan lain, sesar aktif yang bersumber di daratan dan berdekatan dengan kawasan tempat tinggal masyarakat perlu diwaspadai.

"Ditinjau dari frekuensi kejadian gempa merusak, maka sesar aktif lebih sering terjadi dan menimbulkan kerusakan serta korban jiwa dibandingkan megathrust yang sebenarnya lebih jarang terjadi," ucap Daryono saat itu.

https://sains.kompas.com/read/2019/10/31/123200923/mindanao-filipina-diguncang-3-kali-gempa-kuat-kata-bmkg-mirip-lombok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke