Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Selain Buruk untuk Kesehatan, Puntung Rokok Sumbang Sampah Terbanyak di Dunia

KOMPAS.com - Para ilmuwan menyampaikan bahwa sampah rokok, atau biasa disebut puntung rokok, menjadi salah satu sumber pencemaran plastik paling umum di dunia. Seperti pada rokok filter yang pada ujungnya terbuat dari plastik filter.

Dikutip dari Mother Nature Network, para peneliti juga telah menyerukan larangan global terhadap rokok filter, karena menunjukkan bahwa produk-produk rokok filter tidak lebih aman seperti yang banyak diiklankan. 

Sejarah rokok filter

Rokok filter pertama kali ditemukan pada tahun 1950-an, dibuat menggunakan plastik sintetis yang disebut selulosa asetat atau bahan asbes juga pernah dipakai pada waktu itu.

Pada awalnya, seperti yang diungkapkan oleh eksplorasi industri tembakau waktu itu, rokok filter secara sah dirancang sebagai cara untuk mengurangi paparan orang terhadap banyaknya bahan kimia dalam asap rokok.

Kemudian, dalam penelitian oleh industri dan ilmuwan luar bahwa rokok filter tersebut dapat menyebabkan kanker, terutama Total Aerosol Residue (TAR) yaitu partikulat di dalam udara yang masuk ke dalam sistem pernapasan ketika seseorang menghisap produk tembakau, seperti rokok, cerutu, dan tembakau linting yang sedang terbakar.

Selain itu, ternyata rokok filter tidak hanya mengganggu lingkungan dan orang sekitar, melainkan dapat meningkatkan risiko penggunanya terkena kanker.

Walaupun filter ini mungkin memblokir partikel TAR yang lebih besar dan bahan kimia lainnya, namun filter itu tidak dapat mencegah partikel yang lebih kecil menembus ke dalam paru-paru. 

Puntung rokok

Usai dihisap, bagian yang tersisa pada rokok adalah filter atau ujungnya saja. Ini yang biasa disebut puntung rokok. 

Meskipun selulosa asetat dapat dengan cepat terdegradasi dalam hitungan bulan di bawah kondisi yang tepat, puntung rokok yang dibuang di tempat terbuka lebih mungkin memakan waktu hingga satu dekade untuk hilang. Hal itu dapat membuat rokok filter lebih berbahaya bagi kesehatan.

Kondisi dunia yang semakin kewalahan oleh polusi plastik, filter rokok (puntung rokok) yang dibuang sembarangan tersebut nyatanya hanya menambah masalah yang terus berkembang bagi lingkungan.

Meskipun semakin banyak bukti tentang ketidakefisienan rokok filter dan kerugian lingkungan, industri tembakau terus berpura-pura bahwa rokok filter lebih sehat.

Para pengusaha melangkah lebih jauh dengan mengubah formula filter sehingga filter akan berubah warna ketika rokok dihisap dan menipu pengguna agar berpikir itu dapat berpengaruh sebagai filter zat buruk yang ada di dalam rokok.

Mereka juga menambahkan inovasi meragukan lainnya yang diduga akan mengurangi jumlah asap yang dihirup oleh pengguna, seperti lubang kecil pada filter.

Para peneliti dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine di Inggris berpendapat bahwa pemerintah harus melangkah lebih jauh dan melarang rokok filter sepenuhnya.

Rokok tidak memiliki manfaat bagi pengguna, dan menjadi salah satu penyumbang sampah terbanyak di dunia. Sampah puntung rokok bukan hanya tidak enak dilihat. Benda tersebut dapat merusak tanaman dan satwa liar di sekitarnya.

"Meskipun filter selulosa asetat adalah satu-satunya item sampah yang paling sering dikumpulkan secara global, industri ini sebagian besar telah berhasil menghindari kemarahan publik yang diekspresikan terhadap limbah plastik yang diproduksi oleh, misalnya, McDonald dan Starbucks," kata peneliti.

Bahkan ketika Uni Eropa memiliki rencana untuk melarang banyak produk plastik sekali pakai pada tahun 2021 (termasuk sedotan), misalnya, tetapi rokok filter tidak termasuk dalam larangan tersebut.

Itu bukan pertama kalinya pemerintah melangkah secara dramatis membatasi industri ini. Selama beberapa dekade terakhir, intervensi ini benar-benar berhasil mengurangi angka merokok di banyak negara maju.

Larangan rokok filter seharusnya menjadi bagian dari dorongan global yang diperlukan untuk menyapih dunia dari tembakau sama sekali.

"Gagasan bahwa sebungkus rokok akan terbatas pada kemasan biasa dengan peringatan grafis tampaknya tidak terpikirkan," tulis peneliti.

Mungkin sudah waktunya untuk pendekatan radikal serupa yang memperkuat ikatan antara lingkungan dan komunitas kesehatan untuk kebaikan planet bumi.

"Jika kami gagal mengurangi triliunan puntung yang ditambahkan ke beban limbah dunia setiap tahun, ini melemahkan upaya kami untuk mengekang limbah plastik global dan kehilangan kesempatan untuk membantu mengakhiri epidemi tembakau global," kata peneliti.

https://sains.kompas.com/read/2019/10/28/120400023/selain-buruk-untuk-kesehatan-puntung-rokok-sumbang-sampah-terbanyak-di-dunia

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke