KOMPAS.com - Hipertensi telah dinyatakan sebagai penyakit yang dapat menjadi penyebab risiko kerusakan semua organ tubuh manusia, termasuk ginjal.
Lantas muncullah pertanyaan mekanisme atau keterkaitan antara hipertensi atau tekanan darah tinggi dengan penyakit gagal ginjal.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI/InaSH), Dr Tunggul D Situmorang SpPD-KGH FINASIM, dalam acara "Kendalikan Hipertensi, Sayangi Ginjalmu" oleh Bayer, menjelaskan dua cara hipertensi tersebut menyebabkan gagal ginjal.
Pertama, tekanan darah tinggi dapat menjadi penyebab utama Penyakit Ginjal Kronik (PGK).
Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah ke seluruh tubuh, termasuk pembuluh darah ginjal menjadi menebal dan kaku (atherosclerosis).
Kondisi ini menyebabkan suplai darah berkurang ke organ-organ penting seperti ginjal. Tekanan darah tinggi juga merusak unit penyaringan kecil di ginjal yang disebut nephron.
“Jika nephron itu rusak maka fungsi utama ginjal juga ikut terganggu, soalnya ginjal itu kan fungsinya menyaring dan membuang racun-racun sisa metabolisme. Biasanya racun-racun itu yang dikeluarkan melalui urin,” kata Tunggul di Madame Delima Resto, Kamis (17/10/2019).
Saat gangguan di ginjal itu terjadi, maka racun-racun dan cairan di dalam darah seluruh tubuh akan menumpuk.
“Kan dasarnya jantung itu terus memompa gimana pun kondisinya. Nah itu kalau cairan tadi sudah berlebihan dan menumpuk dalam pembuluh darah, itulah yang meningkatkan tekanan darah jadi lebih tinggi lagi dan buruknya bisa jadi pecah pembuluh darah,” tutur dia.
Jika terjadinya pembuluh darah pecah tersebut di ginjal, maka penyakit gagal ginjal kronik sangat besar kemungkinan untuk terjadi. Kedua, tekanan darah tinggi juga bisa menjadi komplikasi PGK.
Tekanan darah terjadi karena kekuatan jantung memompa untuk mengalirkan darah melalui pembuluh darah.
Tekanan darah dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu dipengaruhi aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung, misalnya saat olahraga, istirahat dan lainnya.
Sementara, ginjal yang memegang peran penting dalam menjaga tekanan darah jangka panjang melalui mekanisme hemodinamik (mengatur jumlah cairan dan garam) dan mekanisme hormonal (sistem renin-angiotensin).
Secara sederhana, ginjal menjadi organ yang sangat bertanggung jawab untuk mengatur garam untuk disaring atau dibuang.
"Garam itu sifatnya mengikat air, maka volume dari darah itu bertambah. Pompa dari jantung yang menyangkut volume darah, akan membuat tekanan darah menjadi tinggi," ujarnya.
Ginjal yang tidak sehat akan berkurang fungsinya dalam mengatur dan menjalankan mekanisme yang ada, akibatnya tekanan darah akan meningkat.
“Pada seseorang yang menderita PGK, tekanan darah tinggi akan berisiko memburuknya penyakit ginjal dan juga dapat menimbulkan penyakit jantung,” ujar dia.
https://sains.kompas.com/read/2019/10/18/190600323/ini-penjelasan-ahli-hubungan-erat-hipertensi-dan-gagal-ginjal