KOMPAS.com - Prof Dr dr Imam Subekti, SpPD-KEMD yang baru saja dikukuhkan sebagai Guru Besar di Universitas Indonesia menyoroti pentingnya berhenti merokok dalam pencegahan Oftalmopati Graves atau penyakit Graves yang disertai tanda dan gejala mata.
Dalam pidato pengukuhannya, Prof Imam berkata bahwa pencegahan OG dapat dilakukan dengan tiga klasifikasi tingkatan, yaitu primer, sekunder dan tersier.
Primer bertujuan untuk mencegah kejadian OG, sekunder untuk mencegah progresi dan mencegah penyakit menjadi klinis, sedangkan tersier mencegah komplikasi dan meminimalisasi kecacatan. Ketiga klasifikasi tingkatan ini diawali dengan berhenti merokok.
Ditemui dalam Konferensi Pers Pengukuhannya dan istrinya, Prof Prof. Dr. Dra. Valina Singka Subekti, M.Si, sebagai Guru Besar Universitas Indonesia yang diadakan di Jakarta, Senin (14/10/2019); Prof Imam menyampaikan bahwa merokok adalah faktor risiko terpenting timbulnya OG.
Pasalnya, risiko OG pada perokok lebih tinggi. Lalu bila terjadi, OG pada perokok cenderung lebih parah. Selain itu, rokok juga menurunkan efektifitas terapi untuk kasus OG sedang-berat.
Pada pasien dengan penyakit Graves yang menjalani terapi yodium radioaktif, rokok juga menjadi faktor risiko dalam perburukan OG.
"Kalau pasien merokok, maka kemungkinan efek nuklir (terapi yodium radioaktif) itu kena ke mata jadi (matanya) menonjol," ujar Prof Imam.
Itulah sebabnya, ujar Prof Imam, berhenti merokok menjadi intervensi fundamental yang bisa dilakukan pasien dalam pencegahan OG. Pasien Graves, terlepas dari ada atau tidaknya OG, harus dimotivasi untuk berhenti merokok.
"Jadi mau enggak mau, merokok harus diusahakan betul supaya berhenti. Kalau tidak bisa berhenti sendiri, dianjurkan ke klinik berhenti merokok," katanya.
Untuk diketahui, penyakit Graves merupakan penyakit yang timbul dari hipertiroidisme dan dapat menyebabkan gangguan pada kekebalan tubuh. Dari keseluruhan kasus-kasus tiroid, penyakit Graves mencakup seperempatnya.
Salah satu bentuk dari penyakit Graves adalah OG di mana mata jadi menonjol, terasa kering, tertekan atau sakit, kelopaknya membengkak, sensitif terhadap cahaya, penglihatan ganda pada satu objek, dan memerah akibat peradangan. OG berdampak buruk dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
https://sains.kompas.com/read/2019/10/14/200400323/alasan-semua-pasien-graves-mau-tak-mau-harus-berhenti-merokok