KOMPAS.com - Kalau diminta membayangkan rupa Mars, apa yang ada di benak Anda? Tanah kemerahan yang menghampar hingga sejauh mata memandang? Batuan kering dan kerikil yang bertebaran?
3,5 miliar tahun lalu, wajah Mars mungkin jauh berbeda dari rupanya sekarang. Kolam-kolam mungkin menghiasi kawah Gale yang lebarnya 150 kilometer; dan ketika penuh, kolam meluap dan mengalirkan air ke oasis dasar kawah.
Pemandangan inilah yang dideskripsikan para peneliti robot Curiosity di jurnal Nature Geoscience.
Mereka menemukan oasis kuno di Mars ini setelah menganalisis data yang dikumpulkan oleh robot Curiosity.
Salah satu datanya adalah mengenai batu-batuan yang diperkaya oleh garam mineral.
Batu-batuan yang pertama kali dikunjungi oleh Curiosity pada 2017 ini membuktikan adanya kolam-kolam air asin yang telah berkali-kali mengering dan meluap saat iklim Mars masih basah dan belum menjadi padang pasir dingin seperti sekarang.
Menurut para peneliti, formasi geologi pada masa itu mungkin menyerupai danau-danau garam di Altiplano, Amerika Selatan.
Melalui temuan ini, para peneliti mungkin akan dapat menjawab pertanyaan yang selama ini menjadi misteri, yakni kapan perubahan iklim di Mars terjadi dan berapa lama prosesnya.
Penulis utama studi, William Rapin, mengatakan, kami pergi ke Kawah Gale karena ia menyimpan rekor unik mengenai perubahan di Mars.
"Memahami kapan dan bagaimana iklim planet ini mulai berubah adalah sebagian dari teka-teki lainnya: Kapan dan berapa lama Mars dapat mendukung kehidupan mikroba di permukaannya?," imbuhnya lagi.
Kawah Gale sendiri merupakan formasi geologis yang tersisa dari tumbukan di Mars. Air dan angin kemudian membentuk rupa kawah ini, memperkuat sedimennya dan membentuk formasi geologis Mount Sharp yang sedang dipanjat dan dipelajari oleh Curiosity saat ini.
https://sains.kompas.com/read/2019/10/09/200700023/robot-curiosity-temukan-oasis-kuno-di-mars